Sukses

Waspada, Anak Kurus Juga Bisa Alami Diabetes

Untuk menegakkan diagnosis, tentu perlu pemeriksaan komprehensif oleh dokter apakah anak diabetes atau bukan.

Liputan6.com, Jakarta Anak juga bisa alami diabetes. Selama ini diabetes erat kaitannya dengan anak obesitas. Hal itu memang rentan terjadi namun biasanya terkena diabetes tipe 2. Sementara itu, ada anak kurus bisa mengalami diabetes tipe 1.

Skrining diabetes tipe 1 pada anak-anak Indonesia memang tidak ada. Namun, bila anak menunjukkan beberapa gejala seperti kurus, mudah haus, lapar dan buang air kecil, lebih baik dilakukan pemeriksaan gula darah.

"Pada diabetes tipe satu deteksi dini pada anak yang mungkin diabetes ketika ia semakin kurus, ketika semakin tidak tumbuh dengan baik," kata Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia, Piprim Basarah Yanuarso.

Berbeda dengan orang dewasa yang bisa mengeluh, anak tidak bisa mengeluh. Namun, orangtua mesti waspada ketika anak kurus lalu sering merasa lapar polifagi), sering merasa haus (polidipsi) dan sering buang air kecil di malam hari (poliuri). Tiga gejala 3P tersebut merupakan gejala umum pada penderita diabetes melitus dan bisa terjadi pada anak.

"Jadi, selain dengan menimbang berat badan, mengukur tinggi badan, ketika dia makin terlihat kurus, sering lapar, sering haus dan sering pipis, jangan lupa dicek kadar gula darahnya," saran Piprim dalam temu media peringatan Hari Diabetes Sedunia pada Sabtu (13/11/2021).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Diabetes Tipe 2 Penyebabnya karena Gaya Hidup

Sependapat dengan Piprim, Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrinologi IDAI Dr Muhammad Faizi, SpA(K) menjelaskan bahwa anak dengan diabetes melitus tipe 1 memang pada umumnya memiliki bentuk tubuh yang kurus.

Faizi mengatakan hal itu disebabkan karena habisnya cadangan lemak pada tubuh karena kurangnya cadangan insulin.

"Pada diabetes melitus tipe 1, kondisi pasien mengalami kekurangan insulin karena kerusakan beta pankreas. Pada kondisi ini insulin mencari sumber lain yaitu lemak, maka anak cenderung kurus," jelas Faizi mengutip Antara.

Sementara itu, pada anak obesitas lalu jarang bergerak ditambah pula memiliki orangtua dengan riiwayat diabetes tipe 2, perlu dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui kadar gula darahnya.

"Karena kurangnya kewaspadaan dan menganggap anak kurus tidak akan diabetes, maka seringkali pasien diabetes melitus tipe 1 datang ke faskes dalam keadaan sudah koma diabetes. Ini sudah gawat sekali," jelas Faizi.

Maka Faizi mengingatkan para orang tua untuk tidak segan melakukan skrining gula darah pada anaknya bila mengalami gejala 3P dan memiliki riwayat diabetes di keluarga.

Anak dengan diabetes melitus tipe 1 harus mendapat suntikan insulin seumur hidupnya sebanyak lima hingga enam kali setiap hari. Ini harus dilakukan untuk menjaga metabolisme tubuh pasien agar tetap seimbang dan terjaga dengan baik.

"Sekali didiagnosa diabetes maka seumur hidup harus mengalami ini, yang bisa dilakukan adalah kendali metabolik dan terkontrol untuk mendapatkan kualitas hidup yang baik," ujar Piprim.

Angka hidup pasien dengan diabetes melitus tipe 1 dikatakan Piprim juga bisa sama dengan mereka yang hidup tanpa diabetes asalkan tetap terkontrol.

"Kalau sudah tidak terkontrol maka nanti akan menyerang organ lain seperti gagal ginjal, kebutaan dan lain-lain," tutup Pimprim.

3 dari 3 halaman

Infografis 5 Tips Pakai Masker Cegah Covid-19 untuk Anak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini