Sukses

Pahami KIPI Lebih Dalam Bantu Orangtua Atasi Kekhawatiran Terkait Vaksinasi COVID-19

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) menjadi kekhawatiran sendiri bagi orangtua jelang vaksinasi COVID-19 kategori usia 6-11 tahun.

Liputan6.com, Jakarta Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) menjadi kekhawatiran sendiri bagi orangtua jelang vaksinasi COVID-19 kategori usia 6-11 tahun. Kekhawatiran tersebut pun berujung menimbulkan keragu-raguan, bahkan penolakan dari orangtua untuk melakukan vaksinasi.

Sehingga memahami KIPI yang berpotensi muncul pada anak dinilai menjadi hal yang cukup penting untuk dilakukan para orangtua. Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. Piprim Basarah Yanuarso pun mengungkapkan pendapatnya terkait hal tersebut.

"Kalau suhu tubuhnya di atas 37.5 sampai 38 lebih, dia mungkin memang sedang terjadi KIPI. Tetapi sebetulnya orangtua tidak perlu terlalu khawatir. Ketika anak itu masih aktif, masih ceria, masih mau makan minum, masih ajret-ajretan sebetulnya dia sedang oke-oke saja," ujar Piprim dalam talkshow bersama BNPB Indonesia bertema Vaksin Anak, Sayangi Keluarga pada Senin, (8/11/21).

"Jadi gak usah diperlakukan sebagai anak yang bagaimana-bagaimana. Tapi kita anjurkan dia untuk tidak terlalu lincah, cukupi cairannya karena kalau demam dia ada potensi dehidrasi, dan upayakan untuk tidur lebih banyak lagi. Kalau tidak terlalu perlu, gak usah diberikan obat panas dulu. Kecuali kalau memang anaknya tidak nyaman ya," tambahnya.

Menurut Piprim, KIPI yang muncul justru baik untuk menimbulkan respons imun yang lebih kuat bagi si anak. Sehingga, jika anak masih tetap bisa aktif dan makan dengan baik, orangtua pun seharusnya bisa lebih tenang.

"Kita kadang terlalu heboh karena KIPI sering dihubung-hubungkan (dengan hal lain). Saya sering kasih contoh begini, kalau ada bayi yang dibawa vaksinasi kemudian naik motor, motornya masuk got, bayinya jatuh, itu kan bisa masuk KIPI,"

"Itu KIPI bukan? Itu KIPI, kejadian ikutan pasca imunisasi. Tetapi yang perlu kita lihat dengan KIPI adalah betul tidak KIPI itu akibat vaksinnya?" kata Piprim.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pemantauan usai vaksinasi

Tak hanya itu, Piprim juga menyampaikan bahwa jika pada anak disabilitas, pemantauan KIPI bisa dilakukan dengan lebih ketat lagi. Mengingat biasanya mereka tidak selalu dapat menyampaikan apa yang sedang dirasakan pada tubuhnya usai vaksinasi.

"Kadang anak-anak ini memang tidak bisa mengungkapkan apa masalahnya atau keluhannya, dia diam saja. Tapi lagi-lagi memang pemantauan suhu badan atau suhu tubuh itu yang paling penting dilakukan orangtua," ujar Piprim.

Tak hanya itu, orangtua juga bisa mengamati lewat membandingkan aktivitas anak sehari-harinya. Artinya, jika biasanya anak cenderung aktif dan berubah menjadi diam saja, maka itu mungkin itu bisa membutuhkan konsultasi lebih lanjut pada dokter.

"Yang paling penting banyak istirahat, cukupi asupan cairannya," kata Piprim.

3 dari 3 halaman

Infografis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.