Sukses

Mengenang Roehana Koeddoes, Jurnalis Perempuan Pertama RI Tampil di Google Doodle

Tak banyak yang tahu sosoknya tapi Roehana Koeddoes adalah tokoh penting dalam sejarah jurnalistik Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Gambar seorang perempuan bernama Roehana Koeddoes menghiasi laman mesin pencari Google atau Google Doodle hari ini. Tak banyak yang tahu sosoknya tapi dia adalah tokoh penting dalam sejarah jurnalistik Indonesia.

Roehana Koeddoes atau Rohana Kudus merupaka jurnalis perempuan pertama di Indonesia. Ia lahir pada 20 Desember 1885 di Sumatera Barat.

Menurut sejarawan dari Universitas Andalas (Unand) Padang Prof Gusti Asna, Roehana lahir pada zaman yang sama dengan Kartini. Saat itu, akses perempuan untuk mendapat pendidikan yang baik sangat dibatasi.

"Saat Belanda meningkatkan tekanan dan serangannya terhadap kaum pribumi, Roehana bahkan turut membantu pergerakan politik dengan tulisannya yang membakar semangat juang para pemuda," ucap Gusti mengutip News Liputan6.com.

Kiprah Rohana di dunia jurnalistik dimulai dari surat kabar Poetri Hindia pada 1908 di Batavia. Koran ini dianggap sebagai koran perempuan pertama di Indonesia.

"Rohana dinilai sebagai perempuan Indonesia pertama yang secara sadar memerankan dirinya sebagai seorang jurnalis. Dia bersedia meliput berita sekaligus menulis untuk kemudian dikirimkan ke media massa," papar Gusti.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pendiri surat kabar perempuan pertama di Indonesia.

Ia pernah berkiprah surat kabar Oetoesan Melajoe yang sudah terbit sejak 1911. Lalu, ia mendirikan surat kabar Soenting Melajoe.

Pengalamannya mendapat apresiasi dari Datoek Soetan Maharadja alias DSM, pemilik Oetoesan Melajoe yang kemudian mendukung Rohana menerbitkan Soenting Melajoe pada 10 Juli 1912.

Gusti menyebut, Rohana adalah pendiri surat kabar perempuan pertama di Indonesia.

"Masyarakat Sumatera Barat sudah menganggap Roehana Koeddoes sebagai pahlawan, sehingga beliau memang pantas jadi pahlawan nasional," tutur Gusti.

Dalam hidupnya, cukup banyak jasa-jasa yang dihasilkan oleh wanita ini. Di antaranya mendirikan sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Kotogadang pada 1911. Sekolah ini mendidik keahlian anak-anak perempuan.

Ia meninggal di Jakarta pada 17 Agustus 1972. 

3 dari 4 halaman

Jokowi Anugerahkan Gelar Pahlawan pada 2019

Pada Jumat, 8 November 2019 Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada enam tokoh di Istana Negara, Jakarta. Salah satunya adalah Roehanna Koeddoes.

Sejak 2018, Pemerintah Sumatera Barat sudah mengajukannya sebagai pahlawan nasional dari Sumatera Barat, namun belum membuahkan hasil. Barulah pada tahun ini gelar tersebut akhirnya diberikan.

"Mengingat jasanya yang besar bagi negara ini seperti salah satunya pendiri sekolah untuk perempuan, beliau layak dijadikan pahlawan nasional," kata Gusti.

4 dari 4 halaman

Infografis 6 Cara Hindari Covid-19 Saat Bepergian dengan Pesawat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.