Sukses

Kemkes Bangga Profesor Risetnya Makin Banyak

Kementerian Kesehatan terus menambah jumlah orang-orang pintarnya yang jago riset. Kemkes ingin ke depannya, para profesor riset ini dari kalangan orang-orang muda.

Kementerian Kesehatan terus menambah jumlah orang-orang pintarnya yang jago riset. Kemkes ingin ke depannya, para profesor riset ini dari kalangan orang-orang muda.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang diwakili oleh Wakil Menteri Kesehatan, Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, MSc, PhD, hari ini mengukuhkan dua Profesor Riset baru yang bergerak di bidang Biologi Lingkungan dan Bidang Parasitologi Mikrobiologi (BIODEMIK)

Adapun kedua Profesor Riset tersebut adalah dr. Emiliana Tjitra, M. Sc., Ph. D untuk bidang parasitologi mikrobiologi (biodemik) dan Dr. Damar Tri Boewono, M. S. untuk bidang biologi lingkungan.

Di hadapan para tamu, Emiliana membawakan orasi pengukuhannya yang berjudul "Pengembangan Pengobatan Malaria di Indonesia: Pengobatan Radikal Dengan Obat Kombinasi.

Sedangkan Damar Tri membawakan orasi pengukuhannya yang berjudul "Indikator Entomologi Sebagai Variabel Epidemiologi dan Penentuan Strategi Pengendalian Vektor".

Yang menarik dari pengukuhan ini adalah bahwasanya Emiliana dikukuhkan sebagai Profesor Riset wanita pertama di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

"Yang menarik dari 8.075 peneliti yang telah diumumkan, kedua pofesor riset ini menjadi yang ke 388 dan 389. Untuk Kemenkes ini yang ke-6 dan ke-7. Yang membahagiakan adalah dr. Emiliana Tjitra, M. Sc., Ph. D adalah profesor riset wanita pertama di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Dan profesor ini pun perlu terus diperbanyak. Kalau bisa, jadi profesor kedepannya lebih muda lagi," kata Ghufron.

Ghufron meminta kepada wanita yang pernah menduduki jabatan sebagai Kepala Puskesmas di Kabupaten Flores Timur ini agar temuan-temuannya nantinya dapat digunakan untuk menanggulangi malaria yang masih merupakan kesehatan nasional dan global.

Emiliana Tjitra sampai dengan tahun 2012 telah menghasilkan lebih dari 139 karya tulis ilmiah yang ditulis bersama penulis lain atau sendiri dalam jurnal ilmiah, buku atau prosiding pertemuan ilmiah dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, di dalam dan di luar negeri. Beberapa buku panduan nasional dan internasional telah dihasilkan bersama ilmuwan Indonesia atau manca negara.

Selain kedua profesor riset yang telah dikukuhkan ini, pihak Kemenkes sendiri meminta agar profesor ke depannya berusia muda. Dan dapat melanjutkan dukungan untuk ikut mewujudkan Indonesia bebas malaria.

"Saya minta agar profesor-profesor ini nantinya dapat melanjutkan dukungan, berjuang untuk ikut mewujudkan Indonesia bebas malaria," kata Ghufron. (ADT/IGW)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.