Sukses

Vaksinasi hingga PPKM, Strategi Cegah Gelombang Ketiga COVID-19 Perlu Konsistensi

Pemerintah telah mengemukakan berbagai cara untuk mencegah terjadinya gelombang ke-3 COVID-19. Mulai dari vaksinasi, protokol kesehatan, hingga pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah telah mengemukakan berbagai cara untuk mencegah terjadinya gelombang ketiga COVID-19. Mulai dari vaksinasi, protokol kesehatan, hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Namun, menurut dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi imunologi Profesor Iris Rengganis, hal tersebut harus disertai konsistensi. 

“Diperlukan konsistensi, orang rata-rata merasa sudah tenang karena sudah vaksinasi lengkap. Padahal, vaksinasi ketiga masih diperlukan tahun depan, artinya dua dosis vaksin tidak cukup untuk mencegah virus Corona,” kata Iris dalam seminar daring Antara ditulis Sabtu (30/10/2021).

Maka dari itu, lanjutnya, diperlukan konsistensi dari setiap orang untuk menjaga protokol kesehatan. Saat PPKM dilonggarkan, program vaksinasi harus tetap berjalan dan dipercepat prosesnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Menghadapi Nataru

Hal yang dapat memicu terjadinya gelombang ke-3 adalah libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), lanjut Iris.

“Jika memungkinkan, selama libur Nataru bisa diterapkan PPKM, tapi saya dengar katanya tidak ada libur. Nah itu lebih baik supaya orang-orang tidak banyak libur ke luar kota atau berkerumun.”

Tanpa disadari, jika liburan tiba orang-orang cenderung euforia dan mencari tempat berkumpul seperti di mall-mall sambil makan makanan enak, tambahnya.

“Itu yang harus kita antisipasi, jadi walaupun mall sudah dibuka sebaiknya tetap di rumah.”

3 dari 4 halaman

Imunitas dan Antibodi

Masyarakat yang masih nekat pergi ke tempat umum, walau sudah vaksinasi tetap berisiko menurunkan imunitasnya.

Imunitas atau sistem imun adalah keseluruhan dari departemen pertahanan tubuh. Makanya, imunitas disebut juga daya tahan tubuh. Sedang, yang membuat imunitas baik adalah antibodi.

“Jadi antibodi adalah tantara supaya imunitas kita tetap terjaga, antibodi ini dihasilkan dari sel-sel sistem imun. Antibodi ini sangat penting bagi tubuh kita, karena kalau tidak ada antibodi, kita akan lebih mudah sakit.”

Antibodi bisa dihasilkan secara alamiah, dalam tubuh ada limfosit B yang tugasnya membentuk antibodi.

“Pada seseorang yang kena COVID-19 kemudian sembuh itu akan terbentuk antibodi terhadap COVID-19, tapi orang itu tetap harus divaksinasi untuk meningkatkan sistem imunnya karena antibodi alamiah 3 sampai 6 bulan akan turun.”

Vaksinasi juga merangsang pembentukan antibodi, dengan antibodi yang kuat maka tubuh tidak akan mudah sakit, pungkasnya.

4 dari 4 halaman

Infografis Anak Muda Sayangi Lansia, Ayo Temani Vaksinasi COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.