Sukses

Penumpang Pesawat Wajib Tes PCR, Ahli: Jaminan Keamanan Terbaik

Mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Prof. Tjandra Yoga Aditama menyampaikan pendapatnya terkait tes PCR bagi calon penumpang pesawat.

Liputan6.com, Jakarta Mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Prof. Tjandra Yoga Aditama menyampaikan pendapatnya terkait tes PCR bagi calon penumpang pesawat.

Menurutnya, untuk menjamin keamanan yang paling baik yang saat ini dapat dilakukan memang tes PCR. Pasalnya, risiko penularan COVID-19 tidak hanya ada di dalam pesawat tapi juga di bandara.

“Di pesawat itu orang makan, minum, buka masker, jadi risiko penularan itu tetap ada. Jika ada perlindungan yang lebih aman tentu akan lebih baik, ya PCR lebih baik,” kata Tjandra kepada Health Liputan6.com melalui sambungan telepon, Senin (25/10/2021).

Hal ini berdasarkan pengalamannya menaiki pesawat pada 20 Oktober. Menurutnya, potensi penularan sangat besar mengingat di bandara ada antrean. Selain itu, ketika hendak masuk pesawat calon penumpang juga diminta membuka masker untuk menyamakan wajah dengan foto di kartu identitas.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Jika Ketentuannya Jadi Tes Antigen

Jika ketentuan naik pesawat tesnya diubah menjadi tes antigen, Tjandra mengatakan hal tersebut tidak masalah jika memang risiko penularannya rendah. Hanya saja, risiko penularan tidak hanya ada di dalam pesawat tapi juga di bandara.

“Kalau memang potensi penularannya kecil mau pakai tes yang rendah ya enggak apa-apa, tapi kalau potensi penularannya lebih besar tentu tes yang lebih akurat lebih bagus.”

Jika semua risiko penularan bisa dikendalikan, maka tes PCR bisa diubah dengan tes yang lain, tambahnya.

3 dari 4 halaman

Risiko Penularan di Pesawat

Tjandra menambahkan, sebetulnya penularan di dalam pesawat rendah dibandingkan dengan moda transportasi lain seperti bus dan kereta api. Ini jika hanya berbicara di dalam pesawatnya saja.

Pasalnya, ruang dalam pesawat dilengkapi dengan high-efficiency particulate air (HEPA) filter. Namun, risiko lebih rendah bukan berarti tidak ada.

“Apalagi masalahnya tidak hanya di dalam pesawat, di bandara berangkat dan di bandara turun itu ada masalah juga.”

“Terus terang saya tidak tahu kalau di stasiun atau terminal apakah ada antrean juga, nanti saya coba naik kereta, yang jelas risiko penularan di dalam pesawat lebih rendah,” pungkasnya.

 

 

4 dari 4 halaman

Infografis 6 Cara Hindari COVID-19 Saat Bepergian dengan Pesawat

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.