Sukses

Jarang Tunjukkan Gejala, Kenali Penyakit Fibroid Uterus Sedini Mungkin

Kenali apa itu penyakit fibroid uterus, penyebab, dan gejalanya.

Liputan6.com, Jakarta - Fibroid uterus adalah pertumbuhan jaringan otot yang bersifat non-kanker di dalam rahim atau di luar rahim.

Dikutip dari situs Cleveland Clinic pada Rabu, 20 Oktober 2021, fibroid uterus bisa dialami perempuan dari berbagai kalangan usia dan biasanya tidak menimbulkan gejala.

Meski begitu, penyakit ini tidak terkait dengan peningkatan risiko kanker rahim atau berkembang menjadi penyakit berbahaya lainnya.

Fibroid memiliki berbagai ukuran dari bibit, tidak terdeteksi oleh mata manusia, hingga massa besar yang dapat mendistorsi dan memperbesar rahim.

Dalam kasus ekstrem, beberapa fibroid dapat memerluas rahim sehingga mencapai tulang rusuk dan dapat menambah berat badan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Gejala Fibroid Uterus

Penyakit fibroid uterus jarang menyebabkan masalah serius sehingga kebanyakan wanita tidak menyadari keberadaannya. Hanya sekitar 1 dari 3 wanita dengan fibroid uterus yang akan mengalami gejala penyakitnya.

Namun, perlu diketahui jika perdarahan rahim yang abnormal merupakan salah gejala fibroid paling umum.

Melansir Mayo Clinic, biasanya penyakit ini akan ditandai dengan menstruasi berlangsung lebih dari seminggu, adanya tekanan atau nyeri panggul, sering buang air kecil, dan sulit mengosongkan kandung kemih.

Bahkan, beberapa penderitanya juga akan merasakan sembelit, nyeri pada punggung atau kaku, hingga tak jarang mengakibatkan nyeri akut ketika kelebihan suplai darah.

Apabila fibroid berukuran besar, maka kemungkinan akan menyebabkan penambahan berat badan dan pembengkakan di perut bagian bawah.

3 dari 3 halaman

Penyebab Fibroid Uterus

Hingga saat ini, penyebab pasti dari fibroid ini masih belum diketahui. Namun kemungkinan terbesar hal ini berkaitan dengan kadar estrogen.

Selama masa produktif, kadar estrogen dan progesteron lebih tinggi terutama selama kehamilan sehingga fibroid cenderung membengkak. Sementara jika kadar estrogen yang rendah dapat menyebabkan fibroid menyusut, seperti selama dan setelah menopause.

Beberapa penelitian dan pengalaman klinis jga menunjukkan beberapa faktor lain yang dapat menjadi penyebab dari finroid uterus, diantaranya:

  • Perubahan genetik. Banyak fibroid mengandung perubahan gen yang berbeda dari sel otot rahim yang khas.
  • Faktor pertumbuhan lainnya. Zat yang membantu tubuh mempertahankan jaringan, seperti faktor pertumbuhan seperti insulin, dapat mempengaruhi pertumbuhan fibroid.
  • Matriks ekstraseluler (ECM). ECM adalah bahan yang membuat sel saling menempel, seperti mortar di antara batu bata. ECM meningkat pada fibroid dan membuatnya berserat. ECM juga menyimpan faktor pertumbuhan dan menyebabkan perubahan biologis dalam sel itu sendiri.

 

Reporter: Lianna Leticia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.