Sukses

7 Rekomendasi Respons COVID-19 Dunia yang Bisa Diterapkan di Indonesia

Mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama menyampaikan 7 rekomendasi “Independent Panel for Pandemic Preparedness and Response”.

Liputan6.com, Jakarta- Mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama menyampaikan 7 rekomendasi Independent Panel for Pandemic Preparedness and Response.

Ketujuh rekomendasi tersebut dibentuk WHO dalam Global COVID-19 Summit untuk menilai pandemi COVID-19.

“Walaupun 7 rekomendasi kali ini diperuntukkan komunitas internasional tetapi esensinya dapat dan perlu pula dipertimbangkan untuk diterapkan di negara kita,” kata Tjandra melalui keterangan tertulis, Kamis (23/9/2021).

Ketujuh rekomendasi itu adalah:

  • Persiapan menghadapi dan respons pada pandemi (pandemic preparedness and response) harus mendapat perhatian utama dari kepemimpinan politik tertinggi.
  • Perlu ada penguatan dari kemandirian, otoritas dan anggaran WHO, yang kalau diterapkan di dalam suatu negara maka tentu analogi dengan penanggung jawab program kesehatan di negara itu.
  • Dunia (termasuk Indonesia) harus melakukan investasi pada persiapan yang baik untuk mencegah atau mengendalikan terjadinya krisis kesehatan yang mungkin terjadi di masa mendatang.

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Selanjutnya

Rekomendasi selanjutnya adalah:

  • Amat diperlukannya sistem informasi baru yang tangguh untuk kegiatan surveilans dan peringatan kewaspadaan, sesuatu yang juga amat perlu ditingkatkan di Indonesia.
  • Pembahasan dan persiapan sejak awal untuk jaminan ketersediaan bahan dan alat kesehatan. Untuk di dalam negeri hal ini juga amat diperlukan misalnya agar tidak ada lagi kekurangan oksigen, ventilator, atau obat pada saat kasus sedang meningkat, jadi harus disiapkan sistem penyediaan sejak awal.
  • Meningkatkan anggaran dunia untuk persiapan menghadapi dan merespons pandemi mendatang. Tentu dengan kata lain anggaran masing-masing negara juga harus ditingkatkan juga untuk hal ini, termasuk Indonesia.
  • Rekomendasi ke tujuh adalah spesifik untuk masing-masing negara, yaitu agar koordinator penanganan pandemi perlu punya jalur langsung ke kepala negara atau kepala pemerintahannya. 
3 dari 4 halaman

3 Poin yang Disampaikan Jokowi

Dalam acara tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut menyampaikan 3 hal yang harus dilakukan para pemimpin dunia sesegera mungkin untuk menghadapi COVID-19.

Ketiga poin tersebut yakni terkait sistem ketahanan kesehatan global, mekanisme global sumber daya kesehatan, dan standardisasi protokol kesehatan.

Sistem Ketahanan Kesehatan Global

Poin pertama, Jokowi menekankan bahwa perlu segera dibangun arsitektur sistem ketahanan kesehatan global yang baru.

“Melihat bahwa sistem kesehatan dunia itu sifatnya tidak lokal. Dengan adanya pandemi ini terlihat sekali bahwa sistem kesehatan satu negara sangat erat kaitannya dengan negara lain,” kata Jokowi dalam Global COVID-19 Summit (22/9/2021).

Jika arsitektur sistem keuangan dunia sudah tertata secara global dengan baik, maka Indonesia merasa perlu bahwa arsitektur sistem ketahanan kesehatan global juga ditata dengan baik.

Mekanisme Global Sumber Daya Kesehatan

Kedua, perlu segera dibangun mekanisme global untuk sumber daya kesehatan yang bisa diakses oleh seluruh negara terutama negara berkembang jika mereka mengalami masalah kesehatan.

“Sama seperti sistem ketahanan keuangan global yang dibangun dalam bentuk mekanisme IMF (International Monetary Fund) yang tata kelolanya sudah jelas, partisipasinya jelas, dan terbukti bisa menyelamatkan kondisi keuangan baik secara fiskal atau moneter.”

Indonesia merasa perlu membangun support system kesehatan secara global yang mirip dengan support system keuangan seperti IMF.

Standardisasi Protokol Kesehatan

Ketiga, perlunya menyusun protokol kesehatan yang standar agar semua aktivitas global baik itu transportasi, pertemuan, atau acara lainnya bisa mengikuti protokol yang sama. Apakah itu terkait dengan hasil tes COVID-19, kriteria vaksinasi, dan status kesehatan seseorang.

“Kita tidak pusing kalau kita masuk ke negara lain, karena kita memiliki paspor, satu dokumen saja sudah sama di seluruh negara. Bayangkan jika dokumen untuk masuk ke masing-masing negara masih beda, akan sulit sekali kita melakukan perjalanan.”

“Sama juga dengan protokol kesehatan kita harus standarisasikan agar memudahkan gerakan seluruh orang ke seluruh negara di dunia ini.”

 

4 dari 4 halaman

Infografis 5 Tips Tetap Sehat di Masa Pandemi COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.