Sukses

Miris! 50 Persen Kontak Erat COVID-19 Ogah Jalani Tes

Banyak kontak erat COVID-19 masih takut jalani testing.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa baru 50 persen kontak erat hasil pelacakan (tracing) yang mau menjalani pemeriksaan (testing). Lainnya, masih banyak takut bila terkonfirmasi positif COVID-19.

"Apa gunanya juga dilacak, tapi enggak dites? Sampai sekarang baru 50 persen yang mau dites. Kalau positif harus diisolasi, sebaiknya isolasi terpusat atau isoter," kata Menkes saat Konferensi Pers PPKM pada Senin, 20 September 2021.

"Tapi ini belum seluruhnya dites dan isolasi. Rupanya masih banyak yang merasa khawatir atau takut kalau dites, takut ketahuan kalau sakit. Saya bilang, lebih baik ketahuan enggak apa-apa juga. Penyakit ini kan 80 persen enggak perlu masuk rumah sakit," Budi Gunadi Sadikin menambahkan.

Sebagaimana data global, orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 bila masuk rumah sakit, lanjut Budi, mungkin hampir 80-90 persen sembuh. Lebih baik diketahui lebih dini agar bisa dirawat.

Oleh sebab itu, Kementerian Kesehatan akan menyempurnakan platform tracing sehingga siap untuk menghadapi gelombang ketiga ataupun saat pandemi COVID-19 telah beralih ke endemi.

"Kita masih punya waktu untuk menyempurnakan platform tracing. Jadi, fungsi pelacakan ini agar benar-benar menjadi jauh lebih siap kalau nanti ada gelombang ketiga yang datang atau juga kalau nanti memang sudah beralih ke endemi," kata Budi Gunadi

"Ini karena fungsi pelacakan yang baik, kita bisa dengan cepat melakukan analisa klaster mana atau mikro lockdown mana yang harus kita lakukan," ujarnya.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Rata-rata 10 Kontak Erat COVID-19 per Kasus yang Dilacak

Upaya melakukan strategi 3T (testing, tracing, treatment), Budi Gunadi Sadikin mengucapkan terima kasih atas bantuan TNI dan Polri. Pelacakan kontak erat COVID-19 juga berkat bantuan TNI Polri.

"3T atau bahasa Indonesianya, testing, lacak, dan isolasi, saya ucapkan terima kasih kepada TNI dan Polri. Jumlah pelacakan terus meningkat sampai sekarang," tambahnya.

"Rata-ratanya sudah ada 10 kontak erat per kasus konfirmasi COVID-19. Kami berterima kasih juga kepada Pak Menko Marves (Luhut B. Pandjaitan) dan Menko Perekonomian (Airlangga Hartarto) yang terus memberikan arahan peningkatan pelacakan, baik di Jawa-Bali maupun di luar Jawa-Bali."

Sebagai upaya peningkatan 3T, Kemenkes akan melakukan seroprevalensi survei. Seroprevalensi adalah perhitungan jumlah individu dalam suatu populasi yang memperlihatkan hasil positif suatu penyakit berdasarkan spesimen serologi atau serum darah.

"Terkait 3T soal testing, tracing, dan isolasi ini, kami akan melakukan seroprevalensi survei bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri. Kami akan melakukan survei 6 bulan sekali," Menkes Budi menambahkan (Selengkapnya: Peroleh Data 3T Lengkap, Kemenkes Bakal Lakukan Seroprevalensi Survei)

3 dari 3 halaman

Infografis 4 Kriteria Kontak Erat Pasien Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.