Sukses

Jurus Menkes Budi Gunadi Perbaiki Wajah Sektor Kesehatan Indonesia

Menkes Budi Gunadi Sadikin berencana melakukan transformasi sektor kesehatan di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin membeberkan rencana besar perbaikan sektor kesehatan di Indonesia. Rencana tersebut atas dasar tugas yang diberikan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Tugas saya yang diberikan oleh Bapak Presiden ada tiga. Pertama, vaksinasi. Kedua, mengatasi pandemi COVID-19. Ketiga, melakukan transformasi industri kesehatan," ungkap Budi Gunadi saat acara Wealth Class - How To Live With COVID-19 In The Long Run baru-baru ini.

"Yang transformasi industri kesehatan, Bapak Presiden melihat karena saya berada langsung di pusaran krisis 1998 dan 2008. Indonesia selalu berhasil melakukan transformasi industri terkait tahun 1998 dan 2008, yang dimulai di sektor perbankan."

Melihat situasi krisis yang pernah dialami Indonesia, lanjut Budi Gunadi Sadikin, Jokowi meminta adanya transformasi di sektor kesehatan.

"Saat krisis 2008, kita berhasil lakukan transformasi. Perubahannya jauh lebih baik karena sistemnya sudah ditransfer pas yang krisis tahun 1998," lanjutnya.

"Sekarang Bapak Presiden minta, kita yang sedang alami krisis global akibat pandemi COVID-19. Nah, ini mulainya di sektor kesehatan, please transform this (tolong lakukan transformasi ini)."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Fokus Ciptakan Orang Sehat

Kementerian Kesehatan sudah membuat kerangka enam transformasi sektor kesehatan. Pertama, transformasi layanan kesehatan primer (primary care). Transformasi ini dinilai paling penting dan jauh lebih efektif.

"Lebih murah dan nyaman juga untuk intervensi promotif dan preventif dibandingkan dengan transformasi kedua, yakni layanan rumah sakit rujukan (secondary care). Transformasi ketiga, sistem ketahanan kesehatan," jelas Budi Gunadi Sadikin.

"Keempat, transformasi sistem pembayaran. Kelima, transformasi sumber daya kesehatan seperti sumber daya manusianya, khususnya dokter. Keenam, transformasi informasi teknologi di bidang kesehatan."

Menkes Budi Gunadi menilai transformasi sektor kesehatan akan berfokus menciptakan orang sehat, bukan mengobati orang sakit.

"Ini yang dinamakan Menteri Kesehatan, bukan Menteri Kesakitan. Selama ini, dari sisi diskusi, seminar lebih banyak bicara mengenai menyembuhkan orang sakit, ngurusin rumah sakit, dokter spesialis, tapi bukan menciptakan orang sehat," terangnya.

"Ya mendidik orang supaya hidup sehat, memperbanyak ahli kesehatan masyarakat. Contohnya COVID-19, supaya kita sehat, mesti konsumsi makanan bergizi, olahraga, minum vitamin D. Itu biayanya enggak sampai Rp1 juta per bulan."

3 dari 5 halaman

Cegah Sakit Membuat Hidup Lebih Nyaman

Menurut Budi Gunadi Sadikin, fokus menciptakan orang sehat akan mengurangi beban biaya pengobatan. Individu pun dapat terhindar dari dampak penyakit komorbid yang lebih parah.

"Kalau kita ngomong menyembuhkan orang sakit, nanti bagaimana kelanjutan sakitnya, apalagi yang parah. Talking about (bicara tentang) kenyamanan, siapa sih orang yang pengen (dirawat) di rumah sakit? Walaupun sebagus-bagusnya rumah sakit ya enggak bisa dibandingkan dengan kalau kita sehat," imbuhnya.

"Saya enggak ngerti juga, kenapa sektor kesehatan bicaranya (lebih banyak) soal rumah sakit, ventilator, obat-obatan? Kenapa sih enggak mau bicarakan soal pencegahan? Yuk, kita mencegah sakit. Penyakit paling banyak itu diabetes dan sakit jantung. Marilah kita makan sehat, olahraga 30 menit 5 kali seminggu yuk."

Cara lain, hindari terlalu banyak konsumsi makanan manis termasuk asupan gula. Upaya tersebut membuat seluruh dana kesehatan lenbih murah dari sisi keuangan sekaligus membuat hidup lebih nyaman dan produktif.

"Sehingga lebih banyak rakyat yang bisa merasakan manfaat," pungkas Menkes Budi Gunadi.

4 dari 5 halaman

Pentingnya Check up

Rencana mendatang, Budi Gunadi Sadikin akan memperbaiki layanan kesehatan ibu dan anak. Perbaikan dari pemeriksan (testing) dan check up.

"Orang Indonesia takut buat check up. Nanti kalau sudah kena cancer (kanker), masuk rumah sakit sudah telat. Padahal, kalau dia rajin, tiap tahun aja check up, cek darah 6 bulan sekali kalau sudah di atas 40 tahun, bisa mengurangi kemungkinan dia kena penyakit katastropik yang parah,"

"Dampaknya membuat kehidupan mereka terganggu dan keuangannya juga terganggu."

5 dari 5 halaman

Infografis 8 Jurus Sakti ala Superhero Lawan Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.