Sukses

Bayar Hutang Tidur, Konsep yang Keliru dan Pembawa Malapetaka

Sejumlah orang mengakali kurangnya waktu tidur dengan terlelap lebih lama pada hari berikutnya.

Liputan6.com, Jakarta - Anjuran untuk memiliki tidur yang cukup sudah sangat sering kita dengar. Layaknya bayar hutang, beberapa orang justru mengakali kurangnya waktu tidur dengan terlelap lebih lama pada hari berikutnya.

"Konsekuensi jangka panjang dari kurang tidur tidak dapat diatasi dengan mudah dan bertahan lebih lama dari yang diperkirakan," ujar Asisten Profesor Kedokteran Klinis dan Neurologi Stephanie M. Stahl dikutip Medical News Today, Rabu, 15 September 2021.

Penelitian oleh Jagiellonian University di Polandia mengungkapkan dampak perubahan fungsi tubuh terkait kurangnya waktu tidur pada orang dewasa selama 10 hari berturut-turut.

Hasil menunjukkan adanya dampak yang buruk pada fungsionalitas tubuh secara umum. Terlebih, para partisipan juga tidak mudah pulih dari dampak kekurangan tidur tersebut.

"Penelitian tersebut menambah lebih banyak bukti lagi bahwa kurang tidur memiliki efek merugikan bagi fungsionalitas tubuh," kata Stephanie.

Waktu tidur yang dibutuhkan setiap orang sangatlah bervariasi. Namun, rata-rata orang dewasa membutuhkan setidaknya tujuh jam setiap hari untuk bisa berfungsi dengan baik.

"Penelitian ini secara khusus menyoroti bahwa bahkan kurangnya 1-2 jam waktu tidur di bawah target (7 jam) menyebabkan gangguan jangka panjang, bahkan setelah menggantinya dengan tidur cukup selama satu minggu," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengorbankan tidur karena aktivitas

Menjalani kehidupan dengan aktivitas yang padat seringkali membuat orang dewasa mengorbankan waktu tidurnya. Entah untuk pekerjaan, hiburan, atau alasan lainnya.

Banyak orang meremehkan efek kurang tidur bagi kesehatan mental dan fisik mereka. Kebanyakan orang justru percaya bahwa dengan membayar hutang tidur merupakan konsep yang tepat.

Penelitian tersebut juga mengungkapkan, gangguan tidur umumnya terjadi pada profesi seperti tenaga kesehatan, pekerja di dunia hiburan, dan transportasi. Namun, belakangan keharusan untuk WFH (work from home) justru menghilangkan batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

"Meskipun kemampuan untuk bekerja jarak jauh sudah menjadi keuntungan bagi banyak orang selama pandemi COVID-19 ini, tapi jam istirahat menjadi salah satu yang dikorbankan," ujar para peneliti.

 

3 dari 4 halaman

Potensi dampak yang muncul

Kehidupan modern menuntut manusia untuk hidup dengan semakin cepat. Tekanan untuk terus melakukan, memproduksi, dan mencapai suatu hal terus-menerus muncul.

"Kurang tidur merupakan penyebab yang sangat umum untuk konsentrasi yang buruk, kurangnya fokus, mengantuk di siang hari, meningkatkan risiko kecelakaan, termasuk kecelakaan kendaraan bermotor," ujar Stephanie.

Stephanie menjelaskan, kurang tidur juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, kanker, infeksi, dan demensia.

4 dari 4 halaman

Infografis 3 Manfaat Tidur Cukup Cegah Risiko Penularan Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.