Sukses

Meski Tak Menularkan Virus, Pasien Long COVID-19 Tetap Berisiko Alami Komplikasi Medis Berkepanjangan

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa kasus infeksi COVID-19 akan pulih dan kembali sehat dalam jangka waktu beberapa minggu.

Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa kasus infeksi COVID-19 akan pulih dan kembali sehat dalam jangka waktu beberapa minggu.

Beberapa kasus dapat menunjukkan gejala yang berlangsung lebih lama atau bahkan berbulan-bulan setelah dinyatakan negatif. Kondisi ini disebut sebagai long COVID-19.

Sebanyak 5-20 persen pasien COVID-19 mengalami long COVID-19 lebih dari 4 minggu. Diperkirakan 1 dari 10 pasien COVID-19 dapat mengalaminya hingga lebih dari 12 minggu.

Walaupun pasien tidak menularkan virus pada tahap ini, tapi beberapa dari mereka mengalami komplikasi medis yang dapat mengakibatkan efek kesehatan yang berkepanjangan.

Long COVID-19 adalah apabila setelah empat pekan sejak mulai merasakan gejala COVID-19 sampai dinyatakan negatif, masih timbul gejala sisa. Gejala ini dapat berupa sesak napas, nyeri sendi, nyeri otot, batuk, diare, kehilangan penciuman, dan pengecapan,” kata dokter spesialis penyakit dalam, Jeffri Aloys Gunawan dalam keterangan pers Good Doctor, Senin (13/9/2021).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Perlu Waspada

Meskipun gejala long COVID-19 ini bisa diatasi secara medis, pasien COVID-19 perlu tetap selalu waspada, lanjut Jeffri.

Apabila mengalami long COVID-19, pasien harus lebih hati-hati dalam melakukan kegiatan sehari-hari, tapi bukan berarti berhenti sepenuhnya.

Jeffri menyarankan, pasien harus mengatur kegiatan mereka agar tidak terlalu kelelahan, melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuan, dan lakukan kegiatan fisik dengan teratur agar otot-otot tetap bekerja.

“Apabila gejala semakin memburuk, segera hubungi dokter.”

3 dari 4 halaman

Memengaruhi Psikologis

Lebih jauh, long COVID-19 juga dapat memengaruhi keadaan psikologis pasien, terutama karena mereka merasa frustasi tidak dapat kembali ke keadaan sehat seperti semula dalam waktu singkat.

“Beberapa penderita mungkin saja mengalami kesulitan dalam melakukan hal-hal yang dulu sangat mudah mereka lakukan, seperti naik tangga, berjalan jauh, atau berolahraga.”

Sebuah studi yang dipublikasikan di The Lancet pada April 2021 menemukan bahwa sepertiga pasien COVID-19 telah didiagnosis dengan gejala neurologis atau psikologis, termasuk kecemasan, depresi, gangguan stres pasca trauma (PTSD), dan psikosis, dalam 6 bulan setelah mereka tertular COVID-19.

 

4 dari 4 halaman

Infografis Abai Gejala COVID-19 pada Anak Picu Kematian

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.