Sukses

Penggumpalan Darah Akibat COVID-19 Tingkatkan Risiko Kena Stroke

COVID-19 memengaruhi berbagai aspek kehidupan terutama dari sisi kesehatan. Berbagai penyakit yang sudah ada pada pasien dapat diperparah oleh infeksi virus tak terkecuali pada penyakit-penyakit saraf seperti stroke.

Liputan6.com, Jakarta COVID-19 memengaruhi berbagai aspek kehidupan terutama dari sisi kesehatan. Berbagai penyakit yang sudah ada pada pasien dapat diperparah oleh infeksi virus tak terkecuali pada penyakit-penyakit saraf seperti stroke.

Menurut Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Jakarta, dr. Mursyid Bustami, Sp.S (K), KIC, MARS, COVID-19 memang dapat berkaitan dengan penyakit saraf jika menimbulkan penggumpalan darah.

“Salah satu akibat dari COVID-19 adalah koagulasi darah, jadi ada kecenderungan darah itu mengental. Dan, ada pula faktor pengentalan darah yang menyebabkan stroke,” ujar Mursyid dalam konferensi pers daring, Kamis (9/9/2021).

“Jadi, COVID-19 tampaknya bisa meningkatkan risiko terjadinya stroke,” sambungnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Perlu Penelitian

Walau demikian, Mursyid mengatakan bahwa perlu penelitian lebih lanjut terkait pengaruh COVID-19 pada penyakit saraf.

“Mesti banyak dilakukan penelitian apakah COVID-19 itu sendiri memengaruhi hingga melewati barier ke otak atau tidak.”

Pengaruh COVID-19 pada otak perlu diteliti lebih lanjut lantaran ada pasien yang terkena COVID-19 kemudian mengemukakan keluhan adanya gangguan konsentrasi.

“Ada beberapa pasien COVID-19 yang mengeluh gangguan konsentrasi tapi ini masih perlu pembuktian yang lebih ilmiah.”

3 dari 4 halaman

Pengaruh Utama

Ketimbang pengaruh gangguan konsentrasi tersebut, Mursyid menyebutkan pengaruh yang lebih sering terjadi pada pasien. Yakni ketakutan untuk datang ke rumah sakit.

Jika pasien saraf takut untuk datang ke rumah sakit, maka kondisi penyakit sarafnya tidak dapat ditangani dengan optimal.

“Padahal sebetulnya kalau pasien yang sudah tiba di rumah sakit pasti kita pisahkan, mana yang dicurigai COVID-19 mana yang tidak. Perawatan pun betul-betul dipisahkan karena rumah sakit juga menerapkan pembagian zona.”

Walau begitu, Mursyid maklum pada para pasien yang takut ke rumah sakit dengan alasan tak ingin tertular COVID-19. Maka dari itu, ia mengimbau pasien untuk datang ke rumah sakit dengan mematuhi 3 M yakni mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak.

 

4 dari 4 halaman

Infografis Abai Gejala COVID-19 pada Anak Picu Kematian

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.