Sukses

Anak yang Tak Divaksin COVID-19 10 Kali Lipat Lebih Tinggi Dirawat

Studi CDC mengungkapkan anak yang tak divaksin COVID-19 10 kali lipat lebih tinggi dirawat.

Liputan6.com, Amerika Serikat Studi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengungkapkan bahwa anak yang tak vaksinasi COVID-19 10 kali lipat lebih tinggi dirawat dibanding anak yang sudah mendapatkan vaksin. Temuan ini sebagaimana hasil analisis terhadap anak usia 12-17 tahun yang tidak disuntik vaksin COVID-19.

Analisis CDC menggunakan data Coronavirus Disease 2019 – Associated Hospitalization Surveillance Network (COVID-NET) untuk menggambarkan rawat inap terkait COVID-19 di antara anak-anak dan remaja di AS berusia 0–17 tahun.

CDC menganalisis COVID-19 pada anak seiring sekolah tatap muka mulai dibuka di AS. Banyak anak prasekolah dan pendidikan dini kembali ke belajar langsung saat jumlah kasus COVID-19 dan penyebaran Varian Delta meningkat.

Hasil studi CDC, yang dikutip Selasa (7/9/201), selama 1 Maret 2020–14 Agustus 2021, insiden kumulatif rawat inap terkait COVID-19 adalah 49,7 per 100.000 anak dan remaja. Tingkat rawat inap mingguan per 100.000 anak dan remaja pada 14 Agustus 2021, hampir lima kali lipat sampai 26 Juni 2021 di antara anak-anak berusia 0–4 tahun.

Kemudian tingkat rawat inap mingguan pada 14 Agustus 2021, hampir 10 kali lipat sampai pekan terakhir 26 Juni 2021. Selanjutnya, periode 20 Juni–31 Juli 2021, tingkat rawat inap di antara remaja yang tidak divaksinasi (usia 12-17 tahun) adalah 10,1 kali lebih tinggi dibandingkan remaja yang divaksinasi lengkap.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kasus COVID-19 Anak dan Varian Delta

Di antara anak dan remaja usia 12-17 tahun yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19, proporsi dengan indikator penyakit parah (seperti masuk unit perawatan intensif) setelah kemunculan varian Delta menjadi lebih banyak (20 Juni–31 Juli 2021).

Jumlah tersebut serupa sebelum awal-awal pandemi COVID-19 melanda (1 Maret 2020–19 Juni 2021).

Dalam studi mingguan berjudul, Hospitalizations Associated with COVID-19 Among Children and Adolescents — COVID-NET, 14 States, March 1, 2020–August 14, 2021, yang dipublikasikan pada 3 September 2021, CDC menekankan penerapan langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi penularan virus Corona pada anak-anak, termasuk vaksinasi.

CDC juga menekankan pemakaian masker di sekolah, penggunaan masker yang direkomendasikan oleh orang berusia 2 tahun di ruang publik dalam ruangan lain dan pusat penitipan anak, serta karantina.

COVID-NET melakukan pengawasan berbasis populasi untuk rawat inap terkait COVID-19, yang dikonfirmasi laboratorium di 99 counties di 14 negara bagian.

3 dari 4 halaman

Vaksinasi Kurangi Penularan COVID-19 Anak

Hal penting yang menjadi catatan CDC, tingkat rawat inap terkait COVID-19 mingguan meningkat pesat selama akhir Juni hingga pertengahan Agustus 2021 di antara anak-anak dan remaja AS berusia 0-17 tahun; pertengahan Agustus, angka di antara anak-anak berusia 0–4 tahun hampir 10 kali lipat dari angka 7 minggu sebelumnya.

Peningkatan angka tersebut bertepatan dengan penyebaran Varian Delta yang sangat menular. Data COVID-NET menunjukkan, vaksinasi sangat efektif dalam mencegah rawat inap terkait COVID-19 pada remaja selama akhir Juni hingga akhir Juli 2021.

Sejak Maret 2020, sekitar satu dari empat anak dan remaja yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 memerlukan perawatan intensif. Indikator yang diamati CDC pada COVID-19 anak, salah satunya potensi gejala sisa jangka panjang yang serius (misal sindrom inflamasi multisistem pada anak-anak).

Di antara remaja berusia 12-17 tahun, satu-satunya kelompok usia pediatrik yang saat ini disetujui vaksinasi COVID-19, tingkat rawat inap sekitar 10 kali lebih tinggi pada remaja yang tidak divaksinasi dibandingkan dengan remaja yang divaksinasi lengkap.

Per 31 Juli 2021, 32 persen remaja AS telah menyelesaikan rangkaian vaksinasi COVID-19, yang mana meningkatkan cakupan vaksinasi di kalangan remaja. Vaksinasi diharapkan dapat mengurangi hasil parah terkait COVID-19 di antara anak-anak dan remaja.

4 dari 4 halaman

INFOGRAFIS: Waspada Anak Tertular COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.