Sukses

Orangtua Wajib Tahu, 3 Poin Utama Penyebab Stunting

Stunting merupakan kekurangan gizi kronis atau kurangnya asupan protein dan sumber energi pada anak dalam waktu yang cukup lama. Sehingga menyebabkan anak gagal tumbuh.

Liputan6.com, Bandung - Dinas Kesehatan Kota Bandung menyebutkan pemberian nutrisi sehat dan bergizi di 1000 hari pertama kehidupan (HPK) menjadi bagian terpenting mencegah stunting.

Menurut Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Bandung Nila Avianti, 1000 HPK ini mulai dari usia kandungan 0 (nol) bulan hingga anak usia 2 tahun.

"Ada tiga poin utama yang mempengaruhi terjadinya stunting yakni pola makan, pola asuh, dan sanitasi yang kurang sehat," ujar Nila ditulis Bandung, Rabu (1/9/2021).

Nila menjelaskan stunting merupakan kekurangan gizi kronis atau kurangnya asupan protein dan sumber energi pada anak dalam waktu yang cukup lama. Sehingga menyebabkan anak gagal tumbuh.

Maka untuk mencegah terjadinya stunting baru diperlukan pencegahan mulai dari hulu. Yaitu pemberian tablet penambah darah minimal satu bulan sekali bagi remaja putri dan ibu hamil.

"Jadi kalau tidak ingin anak stunting, mulai remaja diberikan asupan gizi seimbang, minum tablet penambah darah. Ketika hamil diberikan asupan gizi yang baik sampai anaknya kemudian lahir sampai 2 tahun," sebut Nila.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Stunting Lewat dari 2 Tahun Sulit Diintervensi

Nila mengatakan angka stunting di Kota Bandung kini mencapai 8,93 persen atau sebanyak 9.567 balita mengalami stunting.

Untuk itu otoritasnya terus berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam menangani permasalahan stunting di Kota Bandung.

"Makanya stunting ini tidak langsung pada saat anak lahir, tapi dari mulai ibunya hamil sampai anak 2 tahun. Kalau sudah lewat 2 tahun ini sulit diintervensinya," jelas Nila.

Nila menyebutkan Dinas Kesehatan bekerja sama dengan kader PKK mulai dari pemberian makanan tambahan bagi bayi dan ibu hamil dan melakukan pemantauan perkembangan pertumbuhan balita secara rutin.

Selain itu, juga melakukan bulan penimbangan balita bersama Posyandu untuk memantau tumbuh kembang balita, hingga melakukan edukasi tentang pemberian makanan bagi bayi dan anak.

"Karena stunting menjadi tanggung jawab bersama, menyelamatkan satu generasi berarti menyelamatkan anak bangsa," sebut Nila.

Sementara itu Ketua Pokja 4 TP-PKK Kota Bandung Eulis Sumiyati menuturkan dalam rangka menurunkan angka stunting, kelompoknya telah menggagas program gerakan Bandung Tanginas atau Bandung Tanggap Stunting dengan Pangan Aman dan Sehat.

Melalui Bandung Tanginas, kelompoknya memberi pangan aman dan sehat bagi ibu hamil, ibu menyusui 0-6 bulan, dan anak dibawah usia 2 tahun.

"Dalam arti sesungguhnya, Tanginas itu bergerak cepat. Kita berharap betul penanganan stunting bergerak cepat, bagaimana setiap OPD maupun organisasi kemasyarakatanan bisa mendukung menurunkan angka stunting," ungkap Eulis.

Eulis berharap dengan cara memberikan makanan sehat dan bergizi di 1000 HPK, angka stunting di Kota Bandung tidak terus bertambah.

Sebab Eulis paham betul bahwa stunting terjadi karena kekurangan gizi kronis.

"Mungkin kuncinya itu di pangan aman dan sehat. Pangan aman sehat itu bisa diperoleh bukan karena makanan mahal. Tetapi dengan makanan yang murah sebetulnya bisa menyediakan makanan sehat bagi anak-anak terutama di 1000 HPK," ucap Eulis.

Untuk itu kelompoknya mendorong setiap rumah untuk memiliki Buruan Sae yaitu memanfaatkan lahan rumah untuk menanam sayuran dan budidaya ikan.

Rencananya pada Bulan September-Oktober akan digelar pelatihan bagi 400 kader Posyandu. Tujuannya menjadi garda terdepan menyampaikan informasi kepada masyarakat soal pencegahan stunting.

Berbagai upaya terus dilakukan Pemerintah Kota Bandung dalam menurunkan angka stunting. Mulai dari pencegahan, penanganan, hingga pembentukan Satgas ODF (Open Defecation Free).

3 dari 3 halaman

Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.