Sukses

PTM Terbatas Sudah Mulai tapi Vaksinasi Anak Hadapi 4 Kendala Ini

Walaupun Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas dimulai, vaksinasi anak 12-17 tahun masih terkendala sejumlah hal.

Liputan6.com, Jakarta Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas sudah mulai berlangsung, seperti di DKI Jakarta tapi vaksinasi anak 12-17 tahun secara umum masih terkendala. Data Kementerian Kesehatan per 30 Agustus 2021, vaksinasi anak pada sebagian besar provinsi di bawah 10 persen, bahkan ada yang baru 1 sampai 2 persen.

Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono menyebut sejumlah kendala yang ditemukan di lapangan terkait vaksinasi anak usia 12-17 tahun.

"Pertama, tidak mendapat izin dari orang tua/wali. Ini yang paling banyak, karena takut tentang berbagai macam vaksinasi, sehingga anaknya tidak mendapatkan izin," terang Dante saat Rakornas KPAI, Persiapan PTM dan Program Vaksinasi Anak Usia 12-17 Tahun Berbasis Sentra Sekolah, Senin (30/8/2021).

"Akhirnya, anaknya tidak divaksinasi dan izin dari orangtua merupakan salah satu kendala. Mungkin karena ketidaktahuan orangtua pentingnya vaksinasi."

Padahal, menurut Dante, angka kematian COVID-19 menurun 37 persen setelah satu kali divaksin dan akan menurun 74 persen setelah 2 kali vaksinasi. Vaksinasi juga tidak mempunyai efek samping yang signifikan bermakna terhadap anak-anak dan remaja.

"Karena itu ketidaktahuan terhadap pengetahuan tentang vaksinasi ini menyebabkan anak-anak tidak mendapatkan izin dari orangtua," lanjutnya.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kendala Pemahaman dan Orang Tua-Anak Takut Divaksinasi

Kedua, ada pemahaman yang berkembang di masyarakat yang tidak divaksin. Dalam hal ini, berbagai isu yang beredar tentang vaksin COVID-19, seperti efek samping vaksin.

"Padahal, vaksin ini sangat diperlukan untuk anak-anak dan remaja kita. Bagaimana kita menjaga anak kita, salah satunya dengan menjaga mereka tetap terlindungi dengan baik dan bisa belajar di sekolah dengan tenang," jelas Dante Saksono Harbuwono.

Ketiga, anak dan orangtua takut divaksinasi COVID-19. Wamenkes Dante menekankan, sebenarnya vaksinasi tidak menakutkan.

"Jarumnya, menggunakan jarum kecil, 25/25, 32g 4 mm. Saat disuntik, jalur yang masuk hanya di bawah kulit saja. Dengan di bawah kulit, masuk ke dalam otot. Maka, tidak begitu menimbulkan rasa sakit apa-apa," ucapnya.

3 dari 4 halaman

Kendala Geografis pada Vaksinasi Anak

Keempat, anak-anak tinggal di daerah dengan geografis yang sulit. Meski begitu, program vaksinasi anak terus diupayakan.

"Kita akan terus melakukan upaya, supaya anak-anak ini bisa terus bisa divaksinasi. Tetapi yang paling penting itu anak tidak takut divaksin dan diijinkan oleh orang tuanya untuk vaksin," tutup Dante Saksono Harbuwono.

"Kemauan divaksin menjadi kunci supaya anak-anak mau vaksinasi, sehingga kita bisa lebih tenang untuk melepas anak-anak melakukan proses belajar langsung di sekolah."

4 dari 4 halaman

Infografis Virus Corona Hambat Olahraga Dunia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.