Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Ketahui Penyebab Vagina Basah Terus-Menerus Menurut Ahli

Pernahkah Anda mempertanyakan mengapa vagina bisa basah secara terus-menerus?

Liputan6.com, Jakarta Beberapa orang mungkin mempertanyakan mengapa vagina berada pada kondisi basah atau lembab secara terus-menerus. Ternyata, terdapat beberapa penyebabnya.

Namun, penting pula untuk mengingat terlebih dahulu bahwa sebenarnya vagina memang secara alamiah akan terlubrikasi dengan sendirinya.

"Kelembapan pada vagina proses yang sangat normal. Itu disebabkan oleh cairan yang diproduksi oleh sel-sel di dalam dinding vagina," ujar gynecologist dan asisten profesor di Icahn School of Medicine New York, Rebecca C. Brightman dikutip Health, Sabtu (29/8/2021).

Lendir serviks (cervical mucus) juga akan menambah kelembapan dan meningkatkan aliran darah ke vagina, terutama ketika gairah seksual seseorang meningkat.

"Gairah seksual tersebut membuat terjadinya peningkatan aliran darah yang menghasilkan pelumasan," ujar penasihat kesehatan seksual di Astroglide, Angela Jones.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Vagina terlalu basah

Rebecca menjelaskan bahwa secara sederhana vagina tidak bisa terlalu basah atau lembap. Karena kelempapan di area vagina akan berbeda pada setiap orang.

"Tidak ada yang namanya vagina terlalu basah. Seperti pada banyak fungsi tubuh, sesuatu yang normal bagi satu vagina, bukan berarti normal untuk vagina lainnya," ujar Rebecca.

Seberapa basah dan lembapnya sebuah vagina bergantung pada beberapa hal, seperti kadar dan fluktuasi pada hormon seseorang. Hal tersebut terjadi pada wanita yang mengalami menopause.

"Wanita menopause memiliki vagina yang kurang terlumasi atau lembap karena kadar estrogen yang rendah. Itu tergantung juga dengan siklus menstruasi seseorang," kata Angela.

Pada masa ovulasi vagina mungkin akan mengeluarkan lebih banyak cairan dengan konsistensi yang lebih tipis, yang membuat vagina akan terasa lebih basah dari biasanya. Tak hanya itu, vagina juga bisa terasa lebih basah ketika mengalami keputihan.

"Beberapa orang juga mungkin mengalami keputihan bukan karena infeksi atau alasan lain. Misalnya, ada perubahan pola makan, olahraga, atau bahkan beberapa obat," ujar obgyn Juno Medical New York, Candice Fraser.

Namun, jika memang ada perubahan ekstrem pada tingkat kelembapan vagina, maka itu juga bisa jadi disebabkan oleh infeksi.

"Perubahan yang tiba-tiba atau keputihan ekstra yang berlangsung beberapa hari, dan disertai dengan gejala lain seperti gatal atau bau, harus diperiksakan. Jika tidak ada, tak usah khawatir. Vagina memang seharusnya basah," ujar Angela.

3 dari 3 halaman

Infografis 4 Zodiak Mudah Jatuh Cinta dengan Sahabat

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.