Sukses

Pakar: Herd Immunity COVID-19 Masih Amat Jauh, Mendekati Mustahil

Para pakar epidemiolog mengatakan bahwa untuk mencapai herd immunity COVID-19 masih amat jauh.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengklaim provinsinya sudah zona hijau dan mencapai herd immunity. Namun, para pakar epidemiolog mengatakan bahwa untuk mencapai herd immunity COVID-19 masih amat jauh.

"Setop gunakan istilah herd immunity. Kondisi tersebut sulit atau tidak mungkin tercapai," kata epidemiolog yang bekerja di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Pandu Riono lewat cuitan di akun Twitter @drpriono1.

Senada dengan Pandu, epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University, Australia, Dicky Budiman mengatakan hal serupa.

"Herd immunity masih amat jauh dan mendekati agak mustahil," kata Dicky lewat pesan suara ke Health-Liputan6.com pada Senin, 23 Agustus 2021.

Herd immunity adalah ketika sebagian besar populasi kebal terhadap penyakit menular tertentu sehingga memberikan perlindungan tidak langsung atau kekebalan kelompok bagi mereka yang tidak kebal terhadap penyakit menular tersebut seperti melansir laman infeksiemerging.kemenkes.go.id

Kehadiran varian Delta yang lebih menular membuat sulit mencapai herd immunity dengan vaksinasi saja. Ambang batas yang harus dicapai adalah 85 persen dari total penduduk. Namun, ambang batas tidak menjamin munculnya kekebalan kelompok.

"Kita apresiasi pengendalian (COVID-19) di DKI tapi kalau bicara (sudah) mencapai herd immunity tidak pas ya. Yang pas itu threshold, itu pun kalau yang sudah divaksin 85 persen dari total penduduk, tapi ini juga belum ya," kata Dicky.

Dalam kasus COVID-19, Dicky mengatakan memang belum ada kejelasan apa bisa mencapai herd immunity atau tidak. Bahkan, beberapa epidemiolog yang ada di Australia juga mengatakan agak mustahil dicapai.

"Kalau bicara herd immunity selain enggak tahu, belum jelas, dan masih panjang ya. Para epidemiolog di sini bilang sulit untuk mencapai herd immunity, tapi mencapai ambang batas bisa," kata pria yang tinggal dan bekerja di Australia ini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Berkaca pada Kasus Israel dan Amerika Serikat

Terkait pernyataan Riza Patria, Dicky mengajak melihat kondisi di Israel dan Amerika Serikat. Dua negara ini sudah mencapai capaian vaksinasi yang tinggi.

Israel berdasarkan data Our World Data Senin, 23 Agustus 2021 sudah mencapai 60,1 persen dari 9 juta warganya yang divaksin COVID-19 dosis penuh. Lalu, Amerika Serikat nyaris 170 juta atau 51 persen warganya sudah divaksin.

Meski capaian vaksinasi COVID-19 tinggi di dua negara tersebut serta menggunakan vaksin dengan tingkat efektivitas lebih tinggi dari Indonesia, hantaman varian baru COVID-19 termasuk Delta tetap membuat ada kasus baru serta angka kematian. Ini menunjukkan bahwa meski capaian vaksinasi COVID-19 bukan berarti sudah aman.

"Cakupan vaksinasi di sana sudah lama dan sudah melebihi setengah populsi bahkan dengan vaksin yang efektivitasnya jauh lebih tinggi dari varian Delta itu pun enggak aman. Enggak bisa meredam secara efektif penyebaran varian Delta ini dan kasus kematian tetap ada terutama memang pada yang belum divaksin lebih banyak," kata Dicky.

Ia pun mengingatkan bahwa terkendalinya pandemi bukan karena semua orang divaksin. Melainkan ketika positivity rate di bawah satu persen. "Dimana itu di Jakarta belum."

 

Meski begitu hal yang perlu diingat adalah vaksinasi COVID-19 terbukti mampu menurunkan risiko keparahan serta mencegah kematian bila terpapar virus SARS-CoV-2.

3 dari 3 halaman

Infografis Yuk Kenali Cara Kerja Vaksin Covid-19.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.