Sukses

Cek Kolesterol Lewat Ujung Jari Tak Disarankan, Kenapa?

Pemeriksaan kolesterol guna mengetahui ada tidaknya kelainan atau dislipidemia tidak dianjurkan melalui ujung jari.

Liputan6.com, Jakarta - Pemeriksaan kolesterol guna mengetahui ada tidaknya kelainan atau dislipidemia tidak dianjurkan melalui ujung jari. Hal itu karena pemeriksaan kolesterol lewat ujung jari hasilnya tidak akurat, seperti disampaikan Ketua Divisi Endokrin Metabolik dan Diabetes Departemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM Dr dr Tri Juli Edi Tarigan, Sp.PD, KEMD.

"Kami tidak anjurkan karena pemeriksaan kolesterol dari sumber kapiler atau ujung jari yang ditusuk, itu tidak akurat," jelas Tri Juli dalam webinar mengenai dislipidemia, Sabtu (14/8/2021), dilansir Antara. 

Menurutnya, pemeriksaan kolesterol akan lebih akurat hasilnya jika dilakukan dari pembuluh darah vena, bukan pembuluh darah kapiler seperti di ujung jari.

"Beda dengan gula darah untuk monitor memang sudah di-approved. Untuk kolesterol tidak kami anjurkan pemeriksaan dari sumber darah kapiler tetapi dari vena," jelasnya.

Umumnya dislipidemia tidak bergejala sehingga diagnosisnya tidak bisa semata hanya dilihat dari tampilan fisik kecuali pada kasus ekstrem seperti xantelasma pada kelopak mata atau xantoma tendon achiles, siku, luutu serta lipatan-lipatan sendi. Kondisi ini terjadi ketika kadar LDL sangat tinggi, lebih dari 190 mg/dl.

Kondisi trigliserida yang sangat tinggi (lebih dari 500 mg/dl) memunculkan radang akut pada pankreas, menyebabkan mual, muntah, kesemutan, tidak enak badan akibat darah yang kental, rasa sesak napas dan gangguan kesadaran.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kelompok Orang yang Dianjurkan Rutin Cek Kolesterol

Berdasarkan National Cholesterol Education Program Adult Panel III (NCEP-ATP III) Seseorang dikatakan memiliki kadar lipid abnormal jika terjadi peningkatan kolesterol total lebih dari 240 mg/dl, peningkatan kadar kolesterol LDL lebih dari 160 mg/dl, kolesterol trigliserida lebih dari 200 mg/dl, atau rendahnya kadar kolesterol HDL kurnag dari 40 mg/dl setelah dilakukan tes kolesterol secara keseluruhan.

Pasien dengan riwayat penyakit jantung koroner, diabetes, aterosklerosis pada pembuluh darah manapun, keadaan klinis yang terkait penyakit kardiovaskular aterosklerotik dianjurkan melakukan pemeriksaan profil lipid atau tes kolesterol secara rutin.

"Jangan berharap melihat dari tampilan fisik, tetapi harus melalui pemeriksaan darah. Pemeriksaan ini harus diluruskan. Masyarakat sering melihat periksa kolesterolnya dari jari seperti periksa gula darah. Jangan menunggu perubahan fisik untuk mendeteksi dislipidemia," saran Tri Juli.

 

3 dari 3 halaman

Infografis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.