Sukses

Inovatif, Kini Ada Obat Diabetes yang Digunakan Seminggu Sekali

Beragam pengobatan diabetes tipe 2 terus dikembangkan, salah satunya dengan terapi GLP-1 RA.

Liputan6.com, Jakarta Diabetes tipe 2 merupakan penyakit yang diderita lebih dari 10,7 juta orang di Indonesia. Beragam pengobatan terus dikembangkan namun masih banyak kendala agar terapi bisa maksimal salah satunya tingkat kepatuhan pengobatan yang rendah. 

Pengembangan terapi pada pasien diabetes tipe 2 terus dilakukan agar pasien bisa memiliki kadar gula darah yang terkendali. Salah satunya adalah terapi GLP-1 RA. Obat ini digunakan hanya sekali dalam seminggu untuk membantu pasien mencapai target gula darah mereka.

"Proses penggunaannya lebih sederhana karena cukup satu dosis dalam seminggu," ucap Vice President & General Manager Novo Nordisk Indonesia, Anand Shetty.

Terapi ini dinilai mampu turunkan kadar hemoglobin A1c (HbA1c) secara signifikan. Mengingat lebih dari 70 persen penderita diabetes tipe 2 di Indonesia gagal untuk mencapai target HbA1c di bawah 7 persen.

"Sekitar 80 persen pasien yang menjalani pengobatan GLP-1 RA berhasil mencapai tingkat HbA1c di bawah 7 persen," ucap Ketua Umum Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PB PERKENI) Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD dalam keterangan pers yang diterima Liputan6.com.

Pengukuran HbA1c menjadi cara paling akurat untuk menentukan kadar gula darah selama dua hingga tiga bulan terakhir. Bahkan, dapat dikorelasikan dengan risiko komplikasi diabetes jangka panjang.

Indikator HbA1c juga dapat mengurangi komplikasi mikrovaskuler, menurunkan angka penyakit kardiovaskular, dan menurunkan angka kematian terkait diabetes.

Simak juga video berikut

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bantu turunkan berat badan

Salah satu manfaat dari pengobatan GLP-1 RA ini adalah menurunkan berat badan. Hal ini penting, mengingat banyak diabetesi yang alami kelebihan berat badan.

"Studi menunjukkan sekitar 70 persen pasien diabetes di Indonesia mengalami kelebihan berat badan atau obesitas," ucap Direktur Indonesian Diabetes Institute Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo.

Padahal, obesitas dapat meningkatkan risiko kematian yang diakibatkan oleh penyakit komorbid. Meskipun sudah menerapkan perubahan gaya hidup, beberapa pasien masih mengalami kesulitan mengurangi berat badan mereka.

"Selama uji klinis, pengobatan GLP-1 RA ini mampu menurunkan berat badan secara signifikan. Setidaknya 3 dari 5 pasien berhasil menurunkan berat badan hingga lebih dari 5 persen," jelas Prof. Suastika.

Pengobatan GLP-1 RA ini diluncurkan oleh perusahaan farmasi global yang memiliki spesialisasi dalam penanganan diabetes, Novo Nordisk.

"Kami berkomitmen untuk mengembangkan obat-obatan baru untuk penderita diabetes. Karena itu, adanya GLP-1 RA yang terbaru di Indonesia menjadi kabar yang menggembirakan," tutup Anand.

3 dari 3 halaman

Infografis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.