Sukses

Rasa Syukur dengan Menghitung Nikmat Kehidupan Bisa Obati Stres?

Bersyukur bisa menjadi pengobatan diri yang efektif saat Anda merasa tertekan atau stres.

Liputan6.com, Jakarta - Sudahkah Anda bersyukur? Bersyukur bisa menjadi pengobatan diri yang efektif saat Anda merasa tertekan atau stres.

Bersyukur saat stres? Mungkin pernyataan tersebut terdengar kontradiktif. Namun penelitian menunjukkan menghitung nikmat dalam hidup Anda bisa menjaga kesejahteraan Anda.

Demikian disampaikan psikiater Diane McIntosh dan psikolog Jonathan Horowitz dalam bukunya Stress The Psychology of Managing Pressure.

“Dalam ilmu psikologi telah menjelaskan bahwa menumbuhkan rasa bersyukur - meskipun hanya untuk hal-hal kecil - membantu mengurangi stres,” kata McIntosh.

Pada penelitian yang berjudul Counting Blessing versus Burdens yang diiterbitkan pada tahun 2003 oleh psikolog positif Amerika Robert Emmons, seorang peneliti rasa syukur terkemuka, menemukan responden yang mengaku mencatat nikmat mereka menunjukkan kesejahteraan yang lebih tinggi.

Pada penelitian di Inggris tahun 2008 yang juga mengikuti orang-orang yang melalui masa transisi dalam hidup, juga memantau keadaan emosional mereka.

“Subyek yang menunjukkan rasa syukur tertinggi merasakan dukungan sosial yang lebih besar dan menunjukkan tingkat stres dan depresi yang lebih rendah. Efek positif ini tidak tergantung pada ciri-ciri kepribadian subjek yang diukur pada skala lima besar, rasa syukur menurunkan tingkat stres setiap orang,” jelas McIntosh.

McIntosh menuliskan bersyukur memiliki beberapa efek menguntungkan lainnya yang juga menurunkan tingkat stres:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Efek Positif dari Bersyukur

1. Tidur lebih nyenyak

Stres dapat mengganggu tidur. Sebuah penelitian di Inggris tahun 2009 menemukan bahwa orang yang bersyukur bisa tidur lebih nyenyak.

2. Lebih mampu move on

Kenangan yang menyakitkan membuat stres, tetapi sebuah penelitian di Amerika tahun 2008 menemukan bahwa orang yang mengingat peristiwa yang tidak menyenangkan dan kemudian menuliskan sesuatu yang positif yang bisa dipelajari darinya, merasa lebih baik dan lebih mampu untuk move on.

3. Memperbaiki hubungan

Masalah hubungan bisa membuat stres, tetapi sebuah penelitian di Amerika tahun 2011 menemukan bahwa orang yang mengungkapkan rasa terima kasih terhadap pasangannya kepada pihak ketiga juga lebih nyaman menyampaikan kekhawatiran dan berkomunikasi dengan pasangannya.

“Secara keseluruhan, penelitian menunjukkan bahwa praktik syukur yang teratur dapat menjadi pengendalian yang sangat baik,” jelas McIntosh.

3 dari 3 halaman

Infografis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini