Sukses

Kematian COVID-19 Saat Isoman, Ada Jenazah Meninggal hingga 20 Jam

Kematian COVID-19 saat isolasi mandiri (isoman), ada jenazah meninggal lebih dari 20 jam.

Liputan6.com, Jakarta Kasus kematian COVID-19 saat isolasi mandiri (isoman) meningkat beberapa pekan terakhir. Cerita jenazah COVID-19 yang meninggal lebih dari 20 jam dan belum dimakamkan tampaknya kerap terdengar. Ini berujung pada kebutuhan terhadap pemulasaraan jenazah yang meningkat.

Wakil Kepala BAZNAS Tanggap Bencana Taufiq Hidayat memaparkan, selama peningkatan kasus COVID-19, banyak fasilitas kesehatan yang kewalahan dan mengakibatkan pasien melakukan isolasi mandiri dengan kondisi protokol kesehatan yang kurang layak.

"Hal ini menyebabkan polemik baru dengan banyak meningkatnya kasus kematian dalam keadaan isoman, yang mana jenazah telah meninggal lebih dari empat jam, bahkan beberapa tercatat lebih dari 20 jam," kata Taufik saat Webinar Relawan Berperan Volume 2: Tatalaksana Pemulasaraan Jenazah COVID-19, Kamis (29/7/2021).

"Keadaan ini berbuntut pada meningkatnya permintaan untuk membantu proses pemulasaraan jenazah isoman."

Melihat kenaikan angka tren kematian akibat COVID-19 yang mengindikasikan kebutuhan tenaga pemulasaraan semakin besar, menurut Ketua Bidang Koordinasi Relawan Satgas COVID-19 Andre Rahadian, seluruh jenazah COVID-19 perlu diproses secara cepat dan tepat.

"Tentunya (pemulasaran jenazah), dilakukan oleh tenaga pembantu pemulasaraan yang paham mengenai cara pemulasaraan jenazah dengan protokol kesehatan COVID-19 dan juga sesuai dengan pedoman keagamaan," kata Andre.

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Relawan Ikut Terjun Pemulasaran Jenazah

Andre Rahadian berharap hati para relawan tergugah untuk turun tangan menjadi relawan pemulasaraan jenazah COVID-19 sebagai tenaga pembantu yang memiliki standar keahlian dan pemahaman yang tepat.

Menyoal kebutuhan pemulasaraan jenazah COVID-19, Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Wahyu Tantular Tunggul Kuncahyo menambahkan, peran relawan sangat penting membantu pemulasaraan.

“Kenapa relawan sangat diharapkan untuk turun tangan dalam proses ini? Karena data dan fakta menunjukkan, angka kematian yang tinggi menyebabkan terjadinya antrean jenazah untuk proses pemulasaraan," tambah Wahyu melalui pernyataan tertulis yang diterima Health Liputan6.com.

"Di beberapa lokasi, jenazah sempat terbengkalai dan tertahan karena minimnya tenaga pemulasaraan yang tersedia."

3 dari 3 halaman

Infografis Tahan Diri atau Bisa Mati karena Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.