Sukses

Kematian Dokter Akibat COVID-19 pada Juli 2021 Melonjak dibanding Januari Lalu

Kematian dokter akibat COVID-19 pada Juli 2021 ini melonjak dibanding bulan Januari lalu.

Liputan6.com, Jakarta Kematian dokter akibat COVID-19 pada Juli 2021 ini melonjak dibanding bulan Januari lalu. Hal ini sebagaimana catatan yang dihimpun Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI).

Data Tim Mitigasi PB IDI hingga per 18 Juli 2021, ada 545 dokter meninggal akibat COVID-19 selama pandemi berlangsung. Dua minggu berlangsung yakni 1-16 Juli 2021, sudah ada 108 dokter meninggal dunia. Bulan lalu 114 dokter meninggal dunia.

Ketua Tim Mitigasi PB IDI Adib Khumaidi memaparkan singkat soal penambahan kematian dokter akibat COVID-19. Pihaknya terus memperbarui data karena masih harus mengonfirmasi data kematian.

"Dari bulan Februari sampai tanggal 24 Juni 2021, bertambah 86 dokter yang meninggal. Dari jumlah itu, 24 persen sudah divaksin dan meninggal," papar Adib saat dialog Update Kondisi Dokter dan Strategi Upaya Mitigasi Resiko Mencegah Kolapsnya Fasilitas Kesehatan, Minggu (18/7/2021).

"Kemudian sekitar 41 persen, kalau tidak salah ya itu belum divaksin, sisanya masih perlu dikonfirmasi. Kami pun sampai sekarang masih meng-update (perbarui) data ya. Apalagi di bulan Juni-Juli, kami coba update kondisi dokter terkait masalah vaksinasi dan data komorbid lainnya.

 

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kematian Dokter Akibat COVID-19 pada Juli 2021 Melebihi Januari Lalu

Peningkatan angka kematian dokter akibat COVID-19, menurut Adib Khumaidi, salah satunya disebabkan dengan beban kerja yang berlebih (overload).

Jumlah pasien COVID-19 yang membutuhkan perawatan meningkat, bahkan sejumlah rumah sakit pun mendirikan tenda darurat untuk tempat perawatan.

"Pada bulan Juli ini (kematian dokter) sudah melebihi dari puncaknya, yakni saat bulan Januari 2021. Memang banyak faktor yang yang bisa kita analisa," terangnya.

"Tapi yang jelas bisa kami sampaikan, dengan tingginya kasus COVID-19 membuat pekerjaan menjadi overload. Itulah yang saat ini dihadapi oleh teman-teman tenaga kesehatan. Overload menjadi salah satu faktor terhadap tingginya kasus kematian pada tenaga medis dan tenaga kesehatan."

3 dari 4 halaman

Kematian Dokter Akibat COVID-19 Sempat Turun pada Februai-Mei 2021

Dalam konferensi per pada Jumat, 9 Juli 2021, Adib Khumaidi mengatakan, angka kematian dokter sudah turun pada Februari 2021. Jumlahnya tercatat rendah hingga Mei 2021.

Namun, lonjakan kasus COVID-19 yang meningkat sejak Juni 2021 membuat kematian dokter kian bertambah.

"Yang perlu menjadi perhatian memang, pada bulan Februari itu sudah turun, karena peningkatannya terus terang (terjadi) pada Januari," kata Adib.

"Januari itu (bertambah) ada 25 dokter meninggal. Kemudian Februari 31, Maret 16, April 8, Mei 7 dokter meniggal."

Peningkatan kasus rawat inap dan jumlah kematian nakes berdampak terhadap pelayanan kesehatan, meskipun banyak tenaga kesehatan yang terpapar COVID-19 tanpa gejala. Namun, jumlah dokter yang membutuhkan perawatan rupanya jauh lebih tinggi dibandingkan Desember hingga Januari 2021.

"Yang menjadi perhatian kita saat ini, kondisi yang terjadi banyaknya nakes yang dirawat jauh lebih banyak daripada bulan Desember-Januari," lanjut Adib.

4 dari 4 halaman

Infografis Hati-Hati 5 Tanda Daya Tahan Tubuh Menurun Saat Pandemi Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.