Sukses

Tingkatkan Perlindungan, Thailand Kombinasikan Pemberian Vaksin Sinovac dan AstraZeneca

Thailand mengubah kebijakan vaksin untuk mencampur Sinovac dengan AstraZeneca dalam upaya untuk meningkatkan perlindungan dari penularan virus COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta Thailand mengombinasikan vaksin Sinovac dengan AstraZeneca dalam upaya untuk meningkatkan perlindungan dari penularan virus COVID-19 kepada tenaga kesehatan mereka. 

Kebijakan tersebut diputuskan setelah melihat ratusan tenaga medis terjangkit COVID-19 meski sudah divaksinasi lengkap dengan Sinovac.

Alih-alih mendapat dua suntikan Sinovac, warga Thailand mulai kini akan menerima vaksin AstraZeneca setelah suntikan Sinovac pertama mereka. Petugas kesehatan yang sudah divaksinasi lengkap dengan Sinovac juga akan menerima booster ketiga dari vaksin yang berbeda.

Suntikan booster tersebut bisa berupa vaksin AstraZeneca, atau vaksin mRNA seperti Pfizer/BioNTech. Dosis ketiga ini akan diberikan tiga sampai empat minggu setelah suntikan Sinovac kedua mereka, jelas National Infectious Disease Committee negara itu pada Senin (12 Juli 2021), dikutip dari BBC.

 

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tak banyak pilihan

Sementara itu, AstraZeneca saat ini adalah satu-satunya vaksin lain yang tersedia di negara ini, dengan suntikan Pfizer/BioNTech yang disumbangkan oleh AS akan segera tiba.

Thailand pertama kali menerima vaksin Sinovac dari China dan mulai memberikan suntikan kepada petugas kesehatannya sejak Februari.

Pada hari Minggu, Kementerian Kesehatan setempat mengatakan terdapat lebih dari 677.000 staf medis yang divaksinasi penuh dengan Sinovac, namun sebanyak 618 diantaranya, terinfeksi antara April dan Juli. Satu perawat telah meninggal dan satu staf medis masih dalam kondisi kritis.

Menurut penelitian di Chili yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine menunjukkan Sinovac memiliki tingkat kemanjuran 65,9% terhadap COVID-19, efektif 87,5% mencegah rawat inap dan 86,3% efektif mencegah kematian.

Keputusan itu mulai berlaku karena Thailand saat ini berada di tengah lonjakan infeksi baru, dengan laporan rekor tertinggi 9.418 pada hari Minggu. Korban tewas untuk hari sebelumnya mencapai 91, juga memecah rekor baru.

Kekhawatiran atas kemanjuran vaksin China di tengah meningkatnya kasus telah mendorong permintaan suntikan lain yang ditawarkan oleh beberapa klinik swasta.

 

3 dari 4 halaman

Khawatir varian Delta

Pekan lalu, satu klinik yang menjual vaksin US Moderna di platform belanja online melihat penawarannya terjual habis dalam hitungan menit. Contohnya di Phyathai Hospital menawarkan 1.800 slot vaksinasi untuk satu suntikan Moderna seharga 1.650 baht Thailand ($50, £36, Rp732.056) melalui Shopee.

Secara keseluruhan, Thailand telah mengalami lebih dari 345.000 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi dan hampir 2.800 kematian sejak awal pandemi pada tahun 2020, dikutip dari angka yang telah dikumpulkan oleh Johns Hopkins University dari seluruh dunia.

Adapun kekhawatiran akan lonjakan kasus di banyak negara Asia Tenggara disebabkan oleh penyebaran varian Delta yang lebih menular, yang pertama kali ditemukan di India.

4 dari 4 halaman

Infografis Vaksin Sinovac Boleh Digunakan dan Halal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.