Sukses

Bentuk Suplemen Vitamin D Bermacam-macam, Mana yang Paling Baik?

Dokter minta tak perlu risau dengan bentuk suplemen vitamin D yang ada.

Liputan6.com, Jakarta Dokter spesialis ortopedi Henry Suhendra meminta masyarakat tak perlu risau dengan bentuk suplemen vitamin D yang ada. Berbagai bentuk suplemen vitamin D, seperti tablet, kapsul, dan softgel menjadi pilihan untuk konsumen.

Ada anggapan, bentuk vitamin D softgel lebih larut dalam lemak, sehingga baik untuk tubuh. Sementara itu, bentuk suplemen lain kurang menyerap.

"Soal bentuknya kan ya itu obsesi. Ada yang bilang vitamin D ini akan larut dalam lemak, jadi harus dalam bentuk softgel. Kalau (bentuk vitamin D) yang lain yang lain kurang bagus," kata Henry saat webinar Biar Aman Tingkatkan Imun dengan Vitamin D pada Sabtu, 10 Juli 2021.

Menurut Heny, anggapan di atas keliru. Setiap produsen vitamin sudah melalui proses panjang dalam pembuatannya dan mengantongi proses pembuatan sebagaimana ketentuan otoritas pengawas obat seperti di Indonesia ada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) lalu ada Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat.

"Ya salah dong, mereka, produsen itu kan sudah FDA Approval. Jadi, kita jangan terlalu kepo atau pintar bilang, 'Bagaimana ya penyerapannya?" pungkasnya.

"Kita sudah pusing dengan segala urusan yang ada. Kalau saya berpikiran begini, 'Mau vitamin D bentuk softgel, kapsul, tablet, itu sudah FDA Approval. Sudah dikontrol oleh FDA dan tentu melalui tes juga."

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kelebihan Suplemen Vitamin D

Ahli diet Melissa Rifkin memaparkan, vitamin D mendukung sistem kekebalan tubuh. Vitamin C dan antioksidan sering dikaitkan dengan kekebalan tubuh.

Tapi ada juga penelitian yang mendukung vitamin D mungkin berperan dalam menciptakan sistem kekebalan yang sehat. Studi tahun 2017 menunjukkan, suplementasi vitamin D dapat mengurangi risiko infeksi saluran pernapasan akut, terutama pada subjek yang memulai studi dengan defisiensi vitamin D yang lebih signifikan.

“Selain itu, tinjauan terpisah menemukan kekurangan vitamin D dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi,” jelas Rifkin dilansir dari Eat This.

Mengonsumsi vitamin D bermanfaat bagi orang yang kekurangan kadar kalsium dalam darah. Namun, kalau sampai berlebihan (konsumsi vitamin D), Anda mungkin terlalu banyak menyerap kalsium.

"Peran penting vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium. Jika dikonsumsi berlebihan, vitamin D dapat memerintahkan tubuh menyerap kalsium secara berlebihan. Dampaknya, menyebabkan hiperkalsemia atau kadar kalsium darah tinggi," lanjut Rifkin.

Gejala hiperkalsemia biasanya mual dan muntah, kelemahan, kebingungan, serta nyeri otot. Penelitian juga telah menemukan, perlu waktu berbulan-bulan untuk mengurangi kadar kalsium kembali normal, setelah periode kadar kalsium darah tinggi.

3 dari 3 halaman

INFOGRAFIS: Deretan Vitamin yang Dianjurkan Saat Isolasi Mandiri

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.