Sukses

Sabu, Jenis Narkoba yang Bikin Kulit Pemakainya Cepat Kering dan Kerut-Kerut

Sabu yang digunakan banyak pesohor negeri ini bisa bikin kulit kering dan kerut cepat muncul.

Liputan6.com, Jakarta - Pasangan pesohor Indonesia pada Kamis pagi, 8 Juli 2021, diberitakan tersandung kasus narkoba. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, menyebut, keduanya diduga mengonsumsi narkoba jenis sabu.

"Iya (sabu)," kata Yusri.

Berbicara soal sabu, Dr Kardiana P Dewi SpKK dari DC Beauty Clinic, mengatakan, efek sabu tidak hanya merugikan organ-organ di dalam tubuh, tapi juga kulit.

Sabu, jelas Kardiana, merupakan golongan Methamphetamin yang bisa bikin penggunanya segar dan semangat terus.

"Walau bikin kayak semangat terus, tapi dia membuat tubuh kita lebih cepat dehidrasi. Akhirnya kulit kita jadi cepat kering, dan lebih cepat kerut-kerut," kata Kardiana saat dihubungi Health Liputan6.com melalui sambungan telepon pada Kamis, 8 Juli 2021.

Kardiana, yang juga dosen di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FK-IK) Unika Atma Jaya, Jakarta, akibat dehidrasi membuat kulit jadi kering, kisut, dan cepat berkerut yang akhirnya bikin kulit lebih gampang merah-merah.

"Kalau dia luka, gampang berbekas. Lalu jadi muncul noda-noda hitam. Kadang-kadang bisa juga jadi jerawatan mukanya," katanya.

"Tapi enggak lantas orang jerawatan pasti karena narkoba. Ingat, orang yang jerawatan sudah berjuang untuk menghilangkannya," Kardiana menekankan.

Menurut Kardiana, pengguna sabu-sabu lama kelamaan bisa kurus. Disebabkan energinya yang terkuras banyak, ditambah tidur yang jadi sedikit.

"Karena dehidrasi, kulitnya jadi kering, keriput, kulitnya kadang-kadang lebih gampang merah, kalau ada luka lebih gampang berbekas, lebih mudah muncul pigmentasi, lebih mudah muncul noda-noda hitam," katanya.

 

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mempan dengan Perawatan?

Lantas, apakah dengan perawatan membuat semua masalah kulit tersebut hilang? Kardiana, menjawab,"Tidak, dong! Apalagi kalau pakai terus. Segala sesuatu yang dikonsumsi jangka panjang, untuk menghilangkannya butuh waktu. Apalagi kalau sudah kronis.".

Beda cerita kalau misalnya pemakai sabu tersebut perawatannya rajin, konsumsi suplemen yang gila-gilaan atau yang mahal banget, atau menjalani perawatan menggunakan suntikan yang berguna mengembalikan kulit bagusnya. "Tentunya itu bisa ter-cover, sih," katanya.

 

3 dari 3 halaman

Tak Bisa Dilihat dari Penampilan

Namun, Kardiana menekankan bahwa tidak bisa melihat seseorang memakai sabu atau enggak hanya dari penampilannya saja. Hanya saja, kalau pemakainya kronis, orang bisa melihat tandanya.

"Tapi intinya, efek sabu pada organ-organ tubuh itu tidak baik, terutama pada kulit bisa terlihat," katanya.

"Kalau pada tubuh jelas efeknya tidak baik, karena dia merusak tubuh kita. Jantung kerjanya lebih cepat, bikin orangnya enggak mau tidur segar terus, jantung debar-debar, tensi bisa naik," katanya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.