Sukses

PPKM Darurat Bikin Warga Berebut Susu Beruang, Ahli Gizi: Please Be Smart

Fenomena langkanya Bear brand atau biasa disebut susu beruang sedang hangat diperbincangkan. Susu dengan kemasan kaleng berwarna putih ini memiliki banyak penggemar dan kini seolah langka di pasaran.

Liputan6.com, Jakarta Fenomena langkanya Bear brand atau biasa disebut susu beruang sedang hangat diperbincangkan. Susu dengan kemasan kaleng berwarna putih ini memiliki banyak penggemar dan kini seolah langka di pasaran.

Seperti terlihat dalam video amatir yang diterima Health Liputan6.com pada Sabtu 3 Juli. Dalam video tersebut sekelompok orang berlarian menuju tumpukan stok susu beruang di salah satu pusat perbelanjaan.

Para pembeli yang berlarian ke arah tumpukan susu beruang sontak membuat beberapa karyawan pusat perbelanjaan yang sedang mengobrol di dekat susu menghindar.

Para pembeli pun berebut produk tersebut hingga beberapa kaleng susu pun berjatuhan.

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Kata Pelanggan

Menurut salah satu pelanggan, Cherrie, susu beruang kini memang cukup sulit dicari.

“Sedikit sharing, sudah lumayan sulit mendapatkan susu Bear brand, vitamin, obat, oksigen,” katanya melalui pesan singkat yang diterima Liputan6.com, Sabtu (3/7/2021).

Cherrie yang mengaku seorang Satuan Tugas COVID-19 di salah satu gereja itu mengaku kesulitan mencari obat, oksigen, vitamin untuk jemaah yang terkena COVID-19.

“Sampai minta tolong ke Depok untuk obat, susu dapat di Pasar Rebo, vitamin sampai ke Cengkareng, padahal gereja kami di Rawamangun, untung ada ojek daring yang membantu,” katanya.

 

3 dari 5 halaman

Pembelian Dibatasi

Hal yang sama pun terjadi pada Tantri. "Saya kaget saat belanja bulanan tidak bisa berbelanja Bear brand dengan ukuran satu pak yang biasa saya lakukan di Hypermart dekat rumah di kawasan Pamulang," katanya.

Tantri mengungkapkan, dirinya hanya boleh beli satuan kaleng dan dibatasi hanya 6 kaleng. "Karena ingin memenuhi stok di kulkas saya coba juga cari di minimarket lainnya dekat kawasan rumah di Pamulang dan ternyata stok habis."

"Bahkan driver ojol pun nyerah nggak bisa ladeni karena memang tak ada barangnya yang mau dibeli. Alhamdulillah di rumah kami tak ada yang sedang Isoman karena kami negatif semua setelah tes usap secara berkala. Kami mengonsumsi susu itu sudah rutin jauh sebelum pandemi," ujarnya melalui pesan singkat pada Liputan6.com.

4 dari 5 halaman

Kata Ahli Gizi

Menanggapi panic buying dari salah satu produk susu tersebut, dokter spesialis gizi klinik, dr Diana Suganda, SpGK mengatakan bahwa sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi. Karena jika dibandingkan dengan produk serupa, kandungan gizinya tidak banyak berbeda. 

Dalam 1 sajian (per kaleng susu beruang) ukuran 189 ml mengandung total kalori 120 kalori. Sedangkan kandungan proteinnya 6 gram per sajian.

Sementara jika mengutip dari katalog kalori dari akun Instagram @Hansboling, produk susu lain ternyata mengandung kalori dan protein yang hampir sama. Seperti Greenfield full cream 1 kotak 250 ml misalnya mengandung 160 kalori dengan 8 gram protein.

Contoh lain Ultra Milk full cream 1 kotak 250 ml mengandung 150 kalori dengan 8 gram protein.

Frisian Flag full cream pun memiliki kandungan 140 kalori dengan 7 gram protein.

Dengan demikian, menurut Diana, minum susu apapun boleh saja karena minuman ini merupakan salah satu sumber gizi.

"Tapi pastikan makanan utama kamu lengkap dulu. Sudah lengkap belum sesuai prinsip gizi seimbang. Sudah sesuai belum komposisinya? Sudah teratur belum jadwal makannya? Sudah benar belum cara masaknya? Kalau belum, konsul ke dokter gizi ya," katanya.

Diana menambahkan, tidak ada satu bahan makanan atau minuman yang bisa menyembuhkan suatu penyakit. "Pliss be smart gaes!," pungkas Diana dalam tautan Instagram Story, Sabtu (3/7/2021).

5 dari 5 halaman

Infografis Syarat Lansia, Komorbid hingga Ibu Menyusui Disuntik Vaksin Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.