Sukses

AstraZeneca Sebut Kekebalan Vaksinnya Meningkat dengan Jeda Pemberian 45 Minggu

Dosis ketiga vaksin AstraZeneca juga disebut menghasilkan aktivitas penetralan yang lebih tinggi terhadap varian Alpha (B.1.1.1.7), Beta (B.1.351) dan Delta (B.1.617.2)

Liputan6.com, Jakarta AstraZeneca mengatakan bahwa vaksin COVID-19 yang mereka kembangkan memberikan kekebalan setidaknya selama setahun setelah satu dosis, serta respons imun yang kuat usai dosis kedua dengan interval yang lebih panjang atau dosis ketiga.

Pernyataan itu disampaikan berdasarkan sub-analisis percobaan COV001 dan COV002 yang dipimpin Oxford dengan vaksin AstraZeneca. Diketahui, vaksin memberikan respons imun yang kuat usai interval dosis kedua diperpanjang hingga 45 pekan atau setelah dosis penguat ketiga.

Analisis ini melibatkan sukarelawan berusia 18 hingga 55 tahun yang terdaftar dalam uji coba COV001 dan COV002 dan telah menerima satu dosis atau dua dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca.

Berdasarkan hasil yang dimuati oleh University of Oxford di server pre-print The Lancet, level antibodi tetap tinggi dibandingkan sebelumnya, selama satu tahun setelah dosis pertama disuntikkan.

Dalam siaran pers pada Health Liputan6.com, ditulis Minggu (4/7/2021), Astrazeneca mengatakan interval yang diperpanjang antara dosis pertama dan kedua vaksin hingga 45 minggu, menghasilkan peningkatan respons antibodi hingga 18 kali lipat, diukur 28 hari usai dosis kedua.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Interval Lebih Lama

"Dengan interval pemberian dosis 45 minggu antara dosis pertama dan kedua, titer antibodi empat kali lebih tinggi dibandingkan dengan interval 12 minggu," kata pihak AstraZeneca dalam pernyataan resminya.

"Hal tersebut menunjukkan bahwa interval pemberian dosis yang lebih lama tidak mengurangi efektivitas vaksin, namun justru dapat memberikan kekebalan yang lebih kuat," tulis mereka.

Selain itu, dosis ketiga vaksin COVID-19 AstraZeneca juga disebut memberikan setidaknya enam bulan setelah dosis kedua, meningkatkan tingkat antibodi enam kali lipat dan mempertahankan respons sel T.

3 dari 4 halaman

Terhadap Varian Virus Corona

Dosis ketiga juga menghasilkan aktivitas penetralan yang lebih tinggi terhadap varian Alpha (B.1.1.1.7), Beta (B.1.351) dan Delta (B.1.617.2).

Perusahaan menambahkan, baik dosis kedua yang diperpanjang intervalnya dan dosis ketiga Vaksin COVID-19 AstraZeneca kurang reaktogenik dibandingkan dengan dosis pertama.

"Hal ini merupakan berita baik bagi negara-negara dengan persediaan vaksin yang terbatas, yang mungkin khawatir terhadap keterlambatan pemberian dosis kedua vaksin di negara mereka," kata Prof. Sir Andrew J. Pollard, Chief Investigator & Director Oxford Vaccine Group Oxford.

"Terdapat respons yang sangat baik untuk dosis kedua, bahkan setelah penundaan 10 bulan dari dosis pertama," kata Pollard menambahkan.

"Penting bagi kami untuk menunjukkan bahwa vaksin kami menghasilkan respons kekebalan yang kuat dan tahan lama, untuk meningkatkan keyakinan mengenai perlindungan jangka panjang," kata Sir Mene Pangalos, Executive Vice President BioPharmaceuticals R&D.

"Kami berharap dapat terus bermitra dengan Universitas Oxford dan merekomendasikan badan-badan di seluruh dunia untuk mengevaluasi lebih lanjut dampak dari data-data ini."

4 dari 4 halaman

Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.