Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Gonta-Ganti Pasangan Hubungan Badan, Berbagai Penyakit Mengintai dari Perilaku Seks Bebas Ini

Kanker prostas dan berbagai penyakit mengintai pria yang memiliki perilaku seks bebas atau berisiko

Liputan6.com, Jakarta Berhubungan seks dengan banyak orang atau berganti-ganti pasangan merupakan salah satu bentuk dari perilaku seks bebas yang berisiko menimbulkan berbagai penyakit atau kehamilan yang tidak direncanakan.

Dalam sebuah tulisannya tentang perilaku gonta ganti pasangan beberapa waktu lalu, Ari Fahrial Syam, dokter spesialis penyakit dalam, mengatakan bahwa kehidupan seks bebas berisiko berbagai penyakit, terutama HIV.

Dikutip dari tulisan Ari Fahrial di laman IDI Online, ditulis Jumat (11/6/2021), ia mengatakan bahwa kelompok penyakit akibat gonta-ganti pasangan dimasukkan ke dalam sexualy transmitted disease (STD).

"Untuk para wanita yang gonta-ganti pasangan selain penyakit STD tadi juga berisiko untuk terjadinya kanker mulut rahim. Sedangkan untuk laki-laki gonta-ganti pasien akan menambah risiko untuk menderita kanker prostat di kemudian hari," ujarnya.

Sementara itu, dalam sebuah studi yang dilakukan di Inggris melaporkan bahwa memiliki 10 atau lebih pasangan seksual selama hidup, juga terkait dengan peningkatan risiko kanker.

Studi yang dilakukan oleh para pakar di Anglia Ruskin University dan para ahli di Austria, Turki, Kanada, dan Italia pada 5.722 orang berusia 50 tahun ke atas di Inggris menemukan hubungan signifikan antara jumlah pasangan seksual dan risiko diagnosis kanker antara pria dan wanita.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sebuah Studi di Inggris

Mengutip Independent, dibandingkan dengan wanita yang tidak memiliki pasangan seksual atau hanya punya satu, perempuan yang mengaku punya 10 atau lebih pasangan seksual, 91 persen lebih mungkin didiagnosis kanker.

Sementara pada pria, mereka yang melaporkan dua hingga empat pasangan seks seumur hidup 57 persen lebih mungkin didiagnosis menderita kanker daripada mereka yang tidak melaporkan satu pun atau tidak memilikinya sama sekali.

Dan pada pria dengan 10 atau lebih pasangan, 69 persen lebih berisiko didiagnosis kanker.

"Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa IMS (infeksi menular seksual) tertentu dapat menyebabkan beberapa jenis kanker," kata salah satu penulis studi, Lee Smith.

Ari juga mengatakan bahwa dirinya pernah menerima pasien infeksi kencing nanah usai berhubungan seks dengan wanita yang ia anggap "baik-baik." Rupanya wanita tersebutlah yang menularkan penyakit tersebut.

"Siapapun yang berhubungan seks dengan dengan seseorang dengan kehidupan seks gonta-ganti pasangan berpotensi menularkan penyakit yang didapat dari pasangan seks sebelumnya," katanya.

Pasien dengan HIV positif atau hepatitis B atau C pun juga dapat menularkan penyakitnya lewat hubungan seksual. Namun secara fisik, tidak ada pembeda pada mereka yang sudah mengandung virus tersebut dalam tubuhnya dengan orang lain.

3 dari 4 halaman

Seks Sebelum Pranikah Tetap Berisiko Meski Sudah Pacaran

Zoya Amirin, psikolog seksual, dalam wawancaranya kepada Sexpedia Liputan6com beberapa waktu lalu mengatakan juga bahwa pada perempuan seks bebas dapat berisiko kehamilan yang tidak diinginkan serta infeksi menular seksual yang dapat berpengaruh pada rahim atau kehamilan.

Zoya menambahkan, pasangan yang sudah berpacaran dan berhubungan seks sebelum menikah pun tetap bisa dimasukkan ke dalam kategori seks yang berisiko.

"Berarti ketika Anda melakukan hubungan seks pranikah, saya mesti tahu seberapa berisikonya. Ketika Anda berisiko terhadap kehamilan, infeksi menular seksual, bahkan kondisi-kondisi psikologis lainnya yang mempengaruhi, bisa masuk dalam kategori itu," ujarnya.

Zoya pun mengatakan bahwa dalam kehidupan seksual, yang paling baik adalah menggunakan prinsip ABC. A di sini menurut Zoya adalah "abstinence" atau menunda hubungan seks sampai Anda menikah.

Selain itu, B berarti "be faithful." "Setialah pada satu pasangan saja. Itu mengurangi risiko, tetapi tetap masih ada risikonya," kata Zoya.

Terakhir adalah C atau menggunakan condom. "Kondom ini bukan hanya melidungi Anda dari kehamilan yang tidak diinginkan, tetapi juga terhadap infeksi menular seksual," katanya.

Menurut Zoya, ketika seseorang sudah terkena penyakit, biasanya dia akan menjadi lebih takut dan lebih waspada. "Tetapi saya bisa mengingatkan, ambil deh perilaku-perilaku apapun itu, bukan hanya kehidupan seksual saja, yang risikonya bisa Anda tanggung."

4 dari 4 halaman

Infografis 7 Gelagat Pria Ketika Selingkuh via Ponsel

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.