Sukses

Telanjur Mudik dan Berkerumun di Tempat Wisata tapi Takut COVID-19, Ini Imbauan Pakar

Pakar memberikan beberapa tips apabila seseorang sudah terlanjur mudik dan berkerumun di tempat wisata selama libur Lebaran yang lalu

Liputan6.com, Jakarta Sudah dilarang tapi sebagian masyarakat masih tetap berhasil melakukan mudik di masa libur Lebaran tahun ini. Selain itu kerumunan di tempat wisata pun juga tak terelakkan.

Hal ini mungkin memunculkan kekhawatiran akan terkena COVID-19 bagi sebagian orang, termasuk bagi mereka yang sudah terlanjur mudik dan berkerumun saat berwisata di libur Lebaran.

Selain itu, rasa was-was mungkin juga muncul bagi mereka yang tidak mudik dan tidak berkerumun, tetapi khawatir karena di sekitar mereka banyak pemudik dan pernah berwisata.

Profesor Soedjatmiko, Guru Besar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia meminta masyarakat waspada apabila ada orang yang pulang mudik atau pernah berada dalam kerumunan selama satu jam atau lebih, dan tinggal serumah atau bertetangga.

"Sebaiknya disarankan periksa swab antigen atau PCR lebih bagus. Laporkan ke ketua RT/RW atau Satgas COVID di lingkungan masing-masing untuk dipantau," katanya dalam dialog virtual pada Kamis (20/5/2021).

Menurutnya, hal ini bertujuan agar apabila ada yang positif COVID-19 dapat segera diisolasi, dan jika mengalami sakit dapat segera mendapatkan pengobatan.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Jangan Berkerumun, Tobat Saja

Selain itu, baik mereka yang tidak mudik atau sudah mudik, Soedjatmiko meminta agar masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan yang tidak perlu dan tidak berkerumun dimanapun juga.

"Sudahlah jangan bepergian lagi kalau tidak perlu. Jangan berkerumun lagilah, tobat saja. Kalau sudah terlanjur berkerumun di Ancol, tobat sudah jangan berkerumun lagi," katanya.

Apabila terpaksa bepergian karena ada urusan penting seperti pekerjaan, selalu gunakan masker dengan benar, menutupi hidung dan mulut, tidak longgar, tidak melorot, dan bahannya tidak terlalu tipis.

"Jangan lupa sering cuci tangan dengan air sabun atau disinfektan setelah bepergian atau selama bepergian. Misalnya di angkot, di bis, di kereta api, di taksi, di eskalator, di pasar, di mal, di kantor, di sekolah."

3 dari 4 halaman

Segera Vaksinasi

Soedjatmiko juga meminta agar masyarakat yang belum mendapatkan vaksinasi COVID-19 untuk segera divaksinasi dengan pergi ke layanan vaksinasi terdekat, khususnya lansia.

"Sekarang sudah fase tiga, publik pun sudah boleh, tapi tidak semua lokasi. Cari informasi segera, daftar segera. Terutama lansia, tolong dibantu, didaftarkan, diantarkan supaya bisa diimunisasi."

Terakhir, jika masyarakat yang baru pulang mudik atau berkerumun selama satu jam atau lebih mengalami demam, batuk, pilek, sesak, diare, atau keluhan lain, Soedjatmiko mengimbau agar segera berobat ke puskesmas atau rumah sakit.

"Periksa untuk kemungkinan COVID dengan PCR supaya kalau sakit segera diobati, kalau perlu diisolasi isolasi dengan ketat dan benar supaya tidak menularkan ke orang lain, sehingga tidak akan sakit berat, tidak masuk ICU, tidak akan meninggal," pungkasnya.

4 dari 4 halaman

Infografis Ancaman Klaster Covid-19 di Lokasi Wisata

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.