Sukses

DKI Mulai Gunakan Vaksin AstraZeneca per Hari Ini, Dinkes: Skrining Sama dengan Sinovac

Terkait pembekuan darah di beberapa negara, Kemenkes dan Dinkes DKI mengatakan bahwa skrining vaksin COVID-19 AstraZeneca tetap sama dengan vaksin Sinovac.

Liputan6.com, Jakarta Dari awal vaksinasi COVID-19 hingga April lalu, DKI Jakarta menggunakan CoronaVac dari Sinovac. Namun, per 5 Mei 2021, warga di DKI Jakarta menerima vaksin AstraZeneca karena provinsi ini mendapat alokasi 1,5 juta dosis.

"Vaksin AstraZeneca mulai kita gunakan per 5 Mei (2021) untuk suntikan dosis pertama," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti dalam media briefing Vaksin AstraZeneca di DKI Jakarta secara daring petang ini.

Mengenai penggunaan vaksin AstraZeneca di DKI Jakarta tertuang dalam Surat Nomor 5134/-1.778.16. Dalam surat tersebut tertulsi bahwa vaksin COVID-19 AstraZeneca diberikan kepada sasaran dengan usia 18 tahun ke atas sebanyak dua dosis (0,5 ml) secara intramuskular dengan interval 12 minggu.

Mengenai skiring pada calon penerima vaksin AstraZeneca, Widyastuti sama seperti vaksin dari Sinovac."Jadi skrining sama apakah itu AstraZeneca maupun Sinovac. Jadi, ada meja skrining dilakukan dokter maupun petugas medis lainnya bakal dicek tekanan darah dan pertanyaan terkait riwayat penyakit atau penyintas," kata Widyastuti.

Kembali dijelaskan oleh Plt Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Prima Yosephine, bahwa saat skrining, di dalamnya sudah termasuk pertanyaan mengenai risiko pembekuan darah.

"Skrining sama (dengan vaksin Sinovac), karena dalam pertanyaan kita sudah mencakup pertanyaan tentang hal tersebut," kata Yosephine.

 

Simak Juga Video Berikut

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Belum Ada KIPI Pembekuan Darah di Indonesia Usai Divaksin AstraZeneca

Di kesempatan ini hadir pula secara daring Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI), Hindra Irawan Satari. Ia mengatakan bahwa sudah ada beberapa provinsi yang terlebih dahuli menggunakan vaksin AstraZeneca. Hingga kini belum ada laporan mengenai efek samping pembekuan darah usai menerima vaksin yang dibuat oleh peneliti Inggris tersebut.

"Sampai saat ini tidak ada laporan tentang pembukan darah seperti yang ada di UK dan negara Eropa," kata Hindra.

"Frekuensinya sangat-sangat jarang. InsyaAllah aman," tutur pria yang juga dokter spesialis anak konsultan ini.

Mengenai efek samping vaksinasi COVID-19, Yosephine mengatakan bahwa mereka yang menerima vaksin AstraZeneca sudah diberitahu bahwa vaksin ini bisa menimbulkan rasa demam maupun badan pegal-pegal.

"Namun, tidak usah panik. Karena sudah disampaikan bahwa vaksin AstraZeneca sudah biasa dengan keluhan itu. Tidak usah dikhawatirkan," terang Yosephine.

Kondisi ini mirip dengan vaksinasi DPT pada bayi yang menimbulkan peningkatan suhu tubuh. Hal tersebut sebenarnya menunjukkan reaksi tubuh. "Cukup diberi obat penurun demam atau penghilang sakit biasanya besok akan kembali baik," tutur wanita berkaca mata ini tenang.

Jika memang ada keluhan, ia menyarankan untuk segera menghubungi nomor telepon yang ada di surat keterangan usai menerima suntikan vaksin pertama.

3 dari 3 halaman

Infografis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.