Sukses

2 Indikator Bayi Mendapat Cukup Asupan ASI

Berikut ini dua indikator yang dapat digunakan untuk mengindikasi bayi mendapat asupan ASI cukup, menurut dokter spesialis anak yang juga konselor laktasi.

Liputan6.com, Jakarta - Bayi belum mampu untuk mengungkapkan ketika merasa kenyang. Maka seorang bu sebaiknya dapat memahami kecukupan asupan ASI bayinya melalui indikator-indikator alami seperti diungkapkan dr. Wiyarni Pambudi, Sp.A IBCLC.

Pertama, indikator air seni bayi. Air seni bayi yang mendapat cukup asupan ASI akan terlihat jernih. Indikator kejernihan air seni ini, hanya dapat digunakan untuk mengukur kecukupan ASI pada bayi baru lahir.

“Yang pertama kita bisa lihat apakah bayi buang air kecilnya jernih? Buang air kecil pada bayi itu kalau masih baru lahir dia tidak sama dengan bayi yang sudah berumur diatas seminggu,” ujar Wiyarni dalam Festival 100% ASI for MORe (30/4/2021).

Berbeda dengan bayi berusia diatas satu minggu, indikator kecukupan asupan ASI-nya dilihat dari berapa kali bayi buang air kecil. Bayi yang sudah berusia lebih dari satu minggu akan buang air kecil sebanyak enam kali bila mendapat asupan ASI cukup.

“Jadi kalau bayi diatas seminggu, dia 6 kali sehari pipis. Kalau bayi masih baru lahir, di minggu pertama, hari pertama dia pipis sekali, hari kedua 2 kali, hari ketiga 3 kali, hari keempat 4 kali, hari kelima 5 kali, hari keenam dan seterusnya dia 6 kali pipis,” ungkap Wiyarni.

 

Simak Juga Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Berat Badan Bayi

Selain indikator kejernihan air seni dan jumlah buang air kecil bayi dalam sehari, inkator kedua dilihat dari berat badan bayi. Penting bagi orangtua untuk mengevaluasi kenaikan berat badan bayi.

Jangan sampai berat badan bayi mengalami penurunan berat badan lebih dari 10 persen dari berat lahirnya. Sehingga, bayi yang mendapat asupan ASI cukup akan terus bertambah atau terus mengalami kenaikan berat badannya.

“Yang tidak boleh adalah kalau berat badannya turun lebih dari 10 persen berat lahir. Jadi kita berharapnya berat badannya terus naik. 2 hal itu saja,” pungkas Wiryani.

 

Penulis: Rissa Sugiarti

 
3 dari 3 halaman

Infografis Syarat Lansia, Komorbid hingga Ibu Menyusui Disuntik Vaksin COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.