Sukses

Berawal dari Pedihnya Kehilangan Anak, Ibu Ini Buka Rumah Singgah Gratis untuk Pejuang Kanker

Berawal dari pedihnya kehilangan buah hati akibat kanker mata, Dewi Nurdjanah bertekad untuk mendirikan Rumah Pejuang Kanker Ambu dan memberikan pelayanan gratis untuk para pejuang kanker.

Liputan6.com, Jakarta - Berawal dari pedihnya kehilangan buah hati akibat kanker mata, Dewi Nurdjanah bertekad untuk mendirikan Rumah Pejuang Kanker Ambu dan memberikan pelayanan gratis untuk para pejuang kanker.

Perjuangan ibu yang akrab disapa Ambu ini berlangsung sejak 2009 hingga 2012 untuk kesembuhan sang buah hati. Namun, Tuhan berkata lain, ia harus merelakan sang anak untuk berpulang.

"Allah memanggil anak Ambu, tapi setelahnya Allah kasih beratus-ratus anak untuk Ambu rawat," ujarnya dalam keterangan Kitabisa.com dikutip Rabu (21/4/2021).

Kepergian sang anak tak serta merta membuatnya berlama-lama larut dalam kesedihan. Ia pun bangkit dan mendapat panggilan jiwa untuk merawat pasien-pasien yang senasib dengan anaknya dengan mendirikan Rumah Pejuang Kanker Ambu.

“Ambu merasakan sendiri pahit pedihnya seorang ibu merawat anak. Rumah ini adalah bentuk syukur kepada Allah SWT.”

Rumah pelayanan gratis ini beralamat di Jl. Bijaksana Dalam nomor 11, Sukajadi, Bandung, Jawa Barat.

Tidak hanya dari Bandung, pasien-pasien kanker dari luar kota terus berdatangan. Mereka diberikan fasilitas tempat tinggal, makanan cukup gizi, dan transportasi ke beberapa rumah sakit.

Alhamdulillah ada rezeki saat pasien pulang pun kita ongkosin,” tambahnya.

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Donasi untuk Para Pejuang Kanker

Di bulan penuh berkah ini, banyak pasien dan keluarganya yang harus tinggal di rumah singgah karena masa pengobatan mereka masih berlanjut. 

Pasien-pasien dari daerah kini tinggal di rumah singgah karena mereka tak sanggup penuhi biaya kontrakan sementara selama berobat. Keadaan ekonomi mereka terbatas. Tak jarang pula orangtua pasien yang harus meninggalkan pekerjaan di daerah demi temani anak mereka berobat. 

Di Ramadhan ini, mereka menepis rasa rindu untuk pulang ke daerah demi terus jalani masa perawatan. Mereka sudah berjuang keras. Doa mereka semua sama, yakni ingin berkumpul di rumah bersama keluarga dengan keadaan sehat.

Sosok Ambu seolah mengingatkan pada pejuang perempuan Indonesia R.A Kartini. Perjuangan tersebut akan berkelanjutan jika ada gotong royong dan saling membantu.

Bersama Ambu di hari Kartini ini mari kita bantu perawatan pasien di rumah singgah dengan donasi ke: https://kitabisa.com/campaign/rusingbisasembuh dengan cara:

-Klik tombol “DONASI SEKARANG.” 

-Masukkan nominal donasi.

-Pilih metode pembayaran (GOPAY/Jenius Pay/BNI/BNI Syariah/BCA/BRI/Mandiri/Dompet Kebaikan/Kartu Kredit).

-Kamu akan mendapatkan laporan via email.

3 dari 3 halaman

Infografis Sinovac Belum Termasuk Vaksin COVID-19 Syarat Umrah

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.