Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Pakaian Dalam Pengaruhi Kesehatan Mental, Kok Bisa?

Bukan rahasila bila pakaian dalam bisa membuat seseorang menarik secara seksual daripada bugil. Namun fungsi lain pakaian dalam ternyata bisa menjaga kesehatan mental.

Liputan6.com, Jakarta - Bukan rahasia bila pakaian dalam bisa membuat seseorang menarik secara seksual daripada bugil. Namun fungsi lain pakaian dalam ternyata bisa menjaga kesehatan mental.

Seperti dilansir Huffingtonpost, temuan anekdot menunjukkan banyak orang mendapatkan dorongan kesehatan mental dari mengenakan pakaian dalam yang bagus dalam kehidupan sehari-hari, bahkan ketika mereka tidak aktif secara seksual. Kenapa demikian?

“Mengenakan pakaian dalam atau set pakaian dalam berkualitas bagus meningkatkan kepercayaan diri dan harga diri seseorang, bahkan jika tidak ada yang melihatnya,” kata seorang psikolog perilaku, Carolyn Mair yang juga penulis The Psychology of Fashion dan pendiri psychology.fashion.

“Merasa percaya diri dapat membuat kita tampil lebih menarik secara fisik karena kita cenderung berdiri, berjalan, berbicara, dan menggerakkan tangan secara berbeda.”

Dia mencatat, kepercayaan diri dapat membuat isi dari apa yang kita katakan tampak lebih persuasif dan dianggap seksi. Ini mungkin juga meningkatkan harga diri dan meningkatkan kesejahteraan mental. "Mengenakan pakaian dalam dapat membangkitkan perasaan feminitas, kebebasan seksual, dan kekuatan."

"Ide mengenakan pakaian dalam yang bagus atau seksi untuk diri Anda sendiri sebenarnya dapat memiliki efek yang sangat positif pada keadaan emosi kita," kata psikolog dan pendiri Style Psychology, Kate Nightingale.

Dia menunjuk pada konsep "enclothed cognition", yang menunjukkan bahwa sifat dan perasaan yang terkait dengan pakaian tertentu tidak hanya memengaruhi cara orang lain memandang Anda, tetapi juga cara Anda memandang diri sendiri dan berperilaku dalam pakaian yang berbeda.

"Jika Anda mengasosiasikan kepercayaan diri, kekuatan, daya tarik, atau apa pun dengan pakaian dalam tertentu, Anda akan mulai merasa lebih seperti itu saat Anda memakainya," jelas Nightingale. 

 

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

pakaian dalam bisa mengekspresikan naluri batin

Mair mengungkapkan, tidak banyak studi empiris tentang psikologi pakaian dalam tetapi menunjuk satu studi dari tahun 2006 tentang pakaian dalam dan hubungannya dengan identitas feminin.

″Mereka menemukan bahwa wanita menganggap pakaian dalam sebagai identitas yang kuat bisa berubah dari membosankan menjadi berani, dan mengekspresikan identitas asli mereka,” kata Mair.

Dalam pengertian ini, pakaian dalam memberikan kesempatan untuk mengekspresikan keinginan dan naluri batin, bebas dari kekhawatiran tentang penilaian atau campur tangan orang lain.

Namun, penting untuk diperhatikan bahwa pakaian dalam yang bagus tidak begitu penting bagi semua orang, dan kita tidak perlu terbawa arus untuk memperlakukan diri kita sendiri dengan produk mahal di luar kemampuan kita.

“Kebutuhan dasar diri lainnya, seperti pangan, papan dan dukungan sosial perlu dipuaskan dulu,” kata Mair. Selain itu, jika seseorang tidak sehat secara mental, dibutuhkan lebih dari sekadar pakaian dalam yang bagus untuk membantu meningkatkan kesehatan mental mereka."

Seperti dikatakan seorang terapis pernikahan dan keluarga berlisensi dan pembawa acara "Ask Kati Anything", Kati Morton membeli pakaian dalam berkualitas memang bisa memicu sistem positif di otak, sayangnya perasaan itu hanya sebentar dan seseorangakan merasa perlu membeli lebih banyak lagi.

Morton menekankan bahwa perawatan diri juga tentang hal-hal yang tidak memerlukan biaya, seperti minum cukup air, menyediakan waktu untuk orang yang dicintai, menetapkan dan menegakkan batasan atau membela diri sendiri di tempat kerja.

3 dari 3 halaman

Infografis Hindari 5 Hal Saat Pakai Masker Cegah Covid-19.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.