Sukses

Lansia Duduki Angka Kematian Tertinggi Akibat COVID-19

Temuan saksi di lapangan dengan temuan data menunjukkan kesamaan bahwa lansia menududuki peringkat tertinggi mengalami kematian akibat COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta - Lansia merupakan kelompok usia yang rentan tertular virus COVID-19. Sistem imun yang telah melemah pada lansia, ditambah dengan riwayat penyakit kronis yang diderita. Mampu meningkatkan risiko lansia terkena gangguan parah akibat COVID-19, bahkan hingga kematian.

Vaksinolog, dr Dirga Sakti Rambe mengungkap temuannya dalam menangani pasien COVID-19. Bahwa 1 dari 3 pasien COVID-19 yang menjalani perawatan di Rumah Sakit adalah lansia. Begitu pun 1 dari 3 pasien yang meninggal akibat COVID-19 juga merupakan lansia.

Sedikit perbedaan terlihat ketika Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr Widyastuti MKM memaparkan data terkait COVID-19 berdasarkan kelompok usia. Menurut data, rentan usia penderita COVID-19 tertinggi di DKI Jakarta berada pada 20 hingga 50 tahun. Sedangkan untuk bayi, anak-anak, dan lansia, datanya jauh lebih kecil.

Tetapi temuan angka kematian menunjukkan kesamaan antara kesaksian Dirga di lapangan dengan data dari Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

“Secara umum, data kematian di DKI Jakarta berada pada angka 1,6 persen. Tapi untuk tingkat kematian pada usia lansia itu 10,6 persen. Artinya, meskipun data kasusnya sudah sedikit, tapi risiko menjadi fatal dan terjadi kematian menajdi lebih tinggi,” kata Widyastuti dalam Dialog Produktif Kabar Jumat.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Juga Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kaum Muda Jadi Penular

Dirga mengatakan bahwa kaum muda menjadi kelompok usia penular COVID-19, apabila dilihat dari perilaku mereka saat ini.

“Kencenderungan untuk ngumpul-ngumpul masih tinggi, baik itu di tempat makan, café, atau restoran. Padahal sudah diingatkan untuk take away dan jaga jarak. Pemilihan lokasi juga lebih mengutamakan kenyamanan daripada keselamatan, dilihat dari lebih banyak yang memilih lokasi indoor dan ber-AC daripada outdoor,” ujar Dirga.

Hal ini menandakan bahwa perubahan perilaku menjaga protokol kesehatan belum dilakukan secara konsisten, jadi masih perlu untuk terus saling mengingatkan. Memang pemerintah telah membuat regulasi pembatasan terkait COVID-19, tapi seluruh warga masyarakat hendaknya perlu berpartisipasi mengendalikan pandemi.

 

 

Penulis: Rissa Sugiarti

 
3 dari 3 halaman

Infografis Vaksinasi COVID-19 Lansia di Indonesia Masih Rendah

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.