Sukses

Deteksi Dini pada Pengguna Alkohol, Ini Gejala yang Perlu Dicurigai

Penggunaan alkohol sangat berbahaya bagi siapapun. Maka dari itu, deteksi dini pengguna alkohol perlu dilakukan untuk mengetahui apakan seorang remaja adalah seorang pengguna alkohol atau bukan.

Liputan6.com, Jakarta Penggunaan alkohol sangat berbahaya bagi siapa pun. Oleh sebab itu, deteksi dini perlu dilakukan guna mengetahui apakah seorang remaja adalah seorang pengguna alkohol atau bukan.

Menurut dokter anak dari RSIA Bunda Jakarta, Rini Sekartini, salah satu cara untuk deteksi dini pengguna alkohol adalah dengan pengisian daftar pertanyaan untuk mendeteksi alkohol.

Selain itu, pada kondisi tertentu perlu adanya kecurigaan untuk mengetahui seseorang sedang di bawah pengaruh alkohol atau tidak. Misal, saat terjadi kecelakaan, apakah kecelakaan tersebut disebabkan oleh kondisi mabuk atau tidak.

Ciri lain yang dapat dicurigai sebagai pengaruh dari alkohol adalah perilaku yang berbahaya. Kemudian, ada pula gangguan-gangguan lain yang terkait alkohol seperti gangguan tidur, gangguan makan, dan nyeri kepala.

“Jadi ini adalah beberapa gejala yang dapat menunjukkan adanya peran alkohol,” ujar Rini dalam seminar daring Medicine UI ditulis Kamis (15/4/2021).

Pada pelajar, gangguan akibat alkohol juga bisa ditandai dengan adanya masalah konsentrasi, gangguan prestasi belajar, atau tidak mampu menyelesaikan tugas sehari-hari.

“Dan kalau anak sudah konsumsi terlalu banyak biasanya dari jauh kita bisa mencium bau alkohol atau melihat gestur anak seperti orang mabuk. Kita lihat dari kondisi fisik dan perilakunya yang tidak biasa," Rini menambahkan.

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

3 Pola Konsumsi Alkohol

Rini menjelaskan, alkohol adalah senyawa organik apapun yang memiliki gugus fungsional yang disebut gugus hidroksil (-OH) dan terkait pada atom karbon.

Sedang, minuman beralkohol adalah minuman yang mengadung etanol, dibuat melalui proses fermentasi dengan rekayasa dari berbagai jenis bahan baku nabati yang mengandung karbohidrat.

Menurutnya, ada 3 pola pengguaan alkohol yakni penggunaan berisiko, penggunaan berbahaya, dan ketergantungan alkohol.

Penggunaan Berisiko

Penggunaan berisiko terdiri dari:

-Konsekuensi kerusakan mental atau fisik.

-Kelemahan dalam mengambil keputusan.

-Kecenderungan membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Penggunaan Berbahaya

Sedang, penggunaan berbahaya ditandai dengan:

-Sudah terjadi kerusakan pada tubuh atau menimbulkan penyakit.

-Timbulnya kerusakan fisik atau hepar.

-Timbulnya masalah psikis seperti episode depresi sekunder pasca konsumsi alkohol.

Ketergantungan Alkohol

Seseorang dapat disebut memiliki ketergantungan alkohol jika:

-Ada masalah perilaku kognitif dan psikologi akibat konsumsi alcohol menahun.

-Keinginan kuat untuk terus mengonsumsi alkohol.

-Kesulitan untuk menghentikan keinginan tersebut.

-Ketergantungan secara fisik dan memprioritaskan minum ketimbang aktivitas lain.

3 dari 3 halaman

Infografis Poin-Poin Penting Usulan RUU Larangan Minuman Beralkohol

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.