Sukses

Tiongkok Berencana Mencampur Vaksin COVID-19, Kemenkes: Tunggu Kelanjutan Infonya

Rencana Tiongkok ingin lakukan pencampuran vaksin COVID-19, Kemenkes respons untuk menunggu kelanjutan infonya.

Liputan6.com, Jakarta Perihal rencana Tiongkok mempertimbangkan mencampur vaksin COVID-19 untuk meningkatkan kemanjuran vaksin, Kementerian Kesehatan RI merespons untuk menunggu kelanjutan informasi tersebut. Apalagi saat ini pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Indonesia menggunakan vaksin Sinovac asal Tiongkok, yang diproduksi PT Bio Farma dari bahan baku (bulk).

Pertimbangan Tiongkok mencampur vaksin COVID-19 bertujuan meningkatkan efikasi atau kemanjuran, yang dianggap terbilang rendah di Negeri Tirai Bambu. Optimalisasi pencampuran vaksin berupa perubahan dosis dan lamanya interval waktu pemberian.

"Kalau pernyataan Tiongkok sendiri begitu, ya kita tunggu saja lebih lanjut (infonya)," kata Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi saat konferensi pers di Gedung Kemenkes RI, Jakarta pada Senin, 12 April 2021.

Keputusan lebih lanjut vaksin COVID-19 juga nanti berada di bawah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI). BPOM dan ITAGI mempunyai peran terkait pengujian dan evaluasi uji klinik vaksin COVID-19. Vaksin COVID-19 yang digunakan harus punya mutu, efikasi, efektivitas, dan khasiat.

"Tentu saja, kita yakin pada BPOM dan ITAGI yang berwenang me-review kondisi vaksin COVID-19 dan memberikan rekomendasi juga keputusan terbaik terhadap pelaksanaan vaksinasi. Artinya, kita semua tahu, bahwa vaksin yang ada adalah vaksin terbaik," tambah Nadia.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Acuan Penggunaan Vaksin Sinovac Masih dari Hasil Uji Klinik di Bandung

Penggunaan vaksin COVID-19 buatan Tiongkok, yakni Sinovac di Indonesia masih menggunakan data hasil uji klinik yang dilakukan di Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat. BPOM menyatakan efikasi vaksin Sinovac mencapai 65,3 persen.

"Sampai saat ini, kita tetap menggunakan hasil uji klinik (vaksin Sinovac) yang didapatkan di Bandung. Kita juga melihat hasil uji klinik vaksin Sinovac tahap 3 di UNPAD, terjadi peningkatan 95 sampai 99 persen kemampuan membentuk antibodi," lanjut Siti Nadia Tarmizi.

"Persentase tersebut masih baik."

Adanya pertimbangan Tiongkok mencampur vaksin COVID-19, jelas Nadia, pun termasuk ditangani Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Terlebih lagi uji klinik vaksin Sinovac tidak hanya dilakukan di Indonesia, melainkan di Brasil dan Turki.

"Ini kan sudah ada dalam ranahnya WHO, bahwa uji klinik vaksin Sinovac tidak hanya dilakukan di Tiongkok, tapi juga di negara lain, yakni Brasil dan Turki, selain di Indonesia," jelasnya.

"Vaksin ini juga sudah diberikan angka efikasi di negara kita 65 persen dan Brasil di atas 60 persen. Artinya, WHO mensyaratkan di atas 50 persen dan sudah terpenuhi." (Selengkapnya: Tiongkok Pertimbangkan Pencampuran Vaksin COVID-19 demi Tingkatkan Efikasi)

3 dari 3 halaman

Infografis Menguji Calon Vaksin Covid-19 Sinovac

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.