Sukses

Kurangi COVID-19 Warga Terdampak Banjir NTT, Doni Monardo: Bisa Sewa Rumah Keluarga atau Saudara

Kurangi COVID-19 di antara warga terdampak banjir NTT, Doni Monardo sampaikan bisa menyewa rumah keluarga atau saudara.

Liputan6.com, Alor - Untuk mengurangi penularan COVID-19 di antara warga terdampak banjir bandang Nusa Tenggara Timur (NTT), Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menyampaikan, bisa menyewa rumah keluarga atau saudara.

Dalam hal ini, BNPB dan pemerintah pusat tidak membangun hunian sementara (huntara) bagi warga NTT yang terdampak banjir bandang.

"BNPB atau pemerintah pusat tidak membangun huntara atau hunian sementara," kata Doni saat memberikan perkembangan terkini Penanganan Pasca Banjir Bandang Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Rabu, 7 April 2021 malam.

"Masyarakat yang terdampak bencana tidak berada di huntara, melainkan bisa menyewa rumah keluarga atau saudara terdekat, sehingga risiko terpapar COVID-19 akan bisa kita kurangi."

Untuk dana penyewaan rumah keluarga atau saudara bagi warga terdampak banjir bandang NTT dilakukan kepada pemerintah pusat melalui BNPB. Penyaluran dana sebesar Rp500.000 per keluarga setiap bulan.

"Kami meminta para pimpinan daerah untuk mempercepat proses usulan kepada pemerintah pusat melalui BNPB. Agar bisa menyalurkan bantuan dana sebesar Rp500.000 per keluarga untuk setiap bulannya," lanjut Doni Monardo.

"Ini semata-mata upaya kami untuk mencegah jangan sampai tempat-tempat pengungsian justru nanti bisa menimbulkan masalah baru, yaitu COVID-19."

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Di Lembata dan Alor, Jenazah Bencana Banjir NTT Banyak yang Belum Ditemukan

Perkembangan penanganan banjir NTT hingga 7 April 2021 malam, jenazah di Lembata dan Alor masih banyak yang belum ditemukan. Ini karena ada kesulitan memobilisasi alat berat, termasuk eskavator dan truk pengangkut batu.

"Kendala menemukan jenazah yang masih berada di daerah terdampak, pertama yang terbanyak itu di Lembata, kedua Alor. Karena kesulitan memobilisasi alat berat eskavator dan truk mengangkut batu besar serta cuaca belum bagus," ujar Doni Monardo.

"Sejumlah kapal yang mengangkut alat berat ini tidak bisa berlayar. Mudah-mudahan cuaca semakin baik sehingga alat berat bisa dikirim dari Larantuka ke Pulau Adonara juga."

Untuk bantuan helikopter, kata Doni, sudah ada 4 unit, yaitu 2 unit di Maumere, satu unit di Kota Kupang, dan satu unit di Sumba.

"Besok (8 April 2021) ada lagi yang datang helikopternya. Beberapa lokasi seperti di Malaka, Rotendau, Adonara, dan Alor ini memanfaatkan helikopter penanganan bencana," katanya.

Di sisi lain, untuk penerbangan helikopter juga terkendala cuaca. Doni yang seharusnya dijadwalkan terbang ke Adonara pada Rabu, 7 April 2021 harus tertunda.

"Saya tidak bisa terbang ke Adonara karena cuaca berkabut dan hujan lebat. Penerbangan helikopter otomatis mengalami hambatan. Semoga besok (hari ini) cuaca baik, sehingga semua tempat yang belum terjangkau jalur darat dan alut akan bisa terjangkau (melalui udara)," tutur Doni.

3 dari 3 halaman

Infografis 6 Kebiasaan Bikin Hand Sanitizer Tak Efektif Cegah Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.