Sukses

Model Baru Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 demi Perlindungan Maksimal Terhadap Lansia

Lansia merupakan kelompok berisiko tinggi apabila tertular COVID-19. Fatality ratenya mencapai 50 persen. Untuk itu pemerintah mengupayakan percepatan vaksinasi COVID-19 bagi golongan lanjut usia (lansia).

Liputan6.com, Jakarta Lansia merupakan kelompok berisiko tinggi apabila tertular COVID-19. Fatality rate-nya mencapai 50 persen. Untuk itu pemerintah mengupayakan percepatan vaksinasi bagi golongan lanjut usia (lansia).

Guna mempercepat capaian vaksinasi lansia, diperlukan model baru pelaksanaan vaksinasi. Hal ini disebabkan vaksinasi lansia lebih lambat daripada petugas pelayanan publik. Menurut dr Maxi Rein Rondonuwu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, dari target 21,6 juta, saat ini baru 1,5 juta lansia yang divaksinasi.

“Saya lihat baru terkonsentrasi di kota-kota besar seperti di Jakarta, Surakarta, Surabaya, dan di Kepulauan Riau, perlu komitmen Pemerintah Daerah untuk membantu lansia agar datang ke lokasi vaksinasi,” terangnya dalam Dialog Produktif bertema “Partisipasi Lansia, Tugas Bersama” yang diselenggarakan KPCPEN, dan ditayangkan oleh FMB9ID_IKP, Rabu (31/3).

Lebih lanjut, dr. Maxi menjelaskan ada kekhawatiran yang justru datang dari anak-anak para lansia ini, “Anak-anak dari lansia ini perlu kita sosialisasikan dengan baik. Ini perlu kerja sama dari kita semua terutama mensosialisasikan sisi keamanan dari vaksinasi dan memang orang tua harus kita lindungi dari COVID-19. Karena lansia itu fatality rate-nya hingga 50 pesen apabila terinfeksi COVID-19,” jelasnya.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Perlu Pemahaman untuk Anak-Anak dari Lansia

Prof. Dr. Sri Rezeki, SpA (K), Ketua ITAGI menyarankan kaum muda bahwa jangan menganggap enteng perlindungan COVID-19, “Kita mesti menggugah para putra-putra lansia ini agar jangan menganggap enteng COVID-19 ini, karena daya tahan lansia memang menurun. Manfaat vaksinasi ini juga untuk menurunkan angka kematian akibat COVID19,” tuturnya.

Sementara itu dr Adam Prabata, dokter sekaligus edukator Kesehatan menyatakan, “Edukasi kita harus berfokus pada manfaat vaksinasi, kita tunjukkan keuntungannya apa, bukan menunjukkan risikonya apa. Meski ada risikonya, tapi lebih banyak manfaatnya bagi lansia. Paling penting saat ini adalah menumbuhkan kesadaran, terutama kepada masyarakat, bagi mereka yang memiliki orang tua, kakek, dan nenek utamanya harus memahami pentingnya vaksinasi ini untuk melindungi mereka,” tutur Maxi.

Selain itu Maxi juga mencontohkan beberapa daerah yang sukses bergotong royong memobilisasi lansia, “Di DKI Jakarta, Camat dan Lurah betul-betul terlibat dalam memobilisasi vaksinasi lansia, itu hal yang baik yang bisa dicontoh daerah-daerah lain,” tuturnya. “Untuk yang memiliki keluarga lansia di rumah, jangan ragu menginformasikan kepada mereka bahwa vaksinasi ini penting dan aman untuk mereka,” tutur Adam.

Terakhir, Prof. Sri berpesan mendorong lansia untuk divaksinasi merupakan bentuk rasa sayang untuk melindungi, “Pesan saya, kita harus menyayangi para lansia, antara lain melindungi mereka dari COVID-19 melalui vaksinasi ini. Ini perlu direnungkan, bukan hanya untuk pemerintah tapi untuk seluruh rakyat Indonesia,” tutupnya.

3 dari 3 halaman

Infografis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.