Sukses

Pakai Deodoran tapi Masih Bau Badan, Ketahui Penyebabnya

Deodoran berfungsi untuk mencegah keringat dan bau badan. Namun, jika suatu hari Anda menemukan deodoran tidak berfungsi sebagaimana biasanya, mungkin ini yang terjadi.

Liputan6.com, Jakarta Deodoran berfungsi untuk mencegah keringat dan bau badan. Namun, jika suatu hari Anda menemukan deodoran tidak berfungsi sebagaimana biasanya, mungkin ini yang terjadi.

Hal mendasar yang perlu Anda tahu untuk memahami yang terjadi yaitu dengan memahami apa bedanya deodoran dengan antiperspiran, menurut dokter kulit bersertifikat di Chicago, Illinois, Lauren Fine, MD.

"Deodoran menggunakan bahan yang menutupi atau menetralkan aroma alami keringat Anda, seperti soda kue. Sedangkan antiperspiran menggunakan aluminium klorida untuk memblokir saluran keringat dan mencegah keluarnya keringat," katanya, seperti dikutip Livestrong.

Sehingga, kata Fine, fungsi deodoran mestinya tidak hanya membuat ketiak Anda tetap kering, tetapi juga menghentikan keringat dan menghentikan bau badan.

"Cairan dari kelenjar apokrin mengandung lipid dan protein. Ketika bercampur dengan bakteri di kulit, akan menimbulkan bau keringat. Setiap orang memiliki aroma alami yang berbeda karena cairan ini bercampur dengan bakteri di kulit Anda," kata Fine.

Adapun alasan deodoran Anda tidak berfungsi, mungkin ada pemicu tubuh yang meningkatkan produksi keringat, sehingga deodoran berhenti berfungsi seperti berikut ini:

1. Stres

"Keringat adalah proses yang kompleks. Sementara fungsi utamanya adalah untuk mengatur suhu tubuh. Berkeringat adalah respons terhadap berbagai rangsangan yang berbeda," kata Fine. Namun keringat juga bisa muncul bila Anda mengalami stres dan kecemasan. Jika ini masalahnya, ia menyarankan untuk mengatasi sumber stres.

2. Hiperhidrosis

"Hiperhidrosis adalah kondisi medis yang ditandai dengan keringat berlebih," kata Fine.

Hiperhidrosis bisa terjadi sejak masa kanak-kanak atau remaja, tetapi ada juga kondisi hiperhidrosis sekunder. Yaitu sebagai efek samping pengobatan atau terjadi sebagai akibat dari kondisi medis yang mendasarinya. (Hipertiroidisme, kehamilan, artritis reumatoid, dan menopause hanyalah beberapa di antaranya.) Untuk masalah ini, sebaiknya Anda konsultasikan dengan dokter.

Di kulit ada komunitas mikroorganisme sebagai penyeimbang dan itu normal. Sehingga jika Anda membersihkan tubuh sampai mengganggu keseimbangan mikrobioma (menggosok ketiak secara agresif), itu bisa menyebabkan masalah (memengaruhi flora kulit dan memengaruhi aroma Anda), kata Fine. Jadi ia menyarankan untuk tidak membersihkan area ini secara berlebihan.

 

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tips untuk menghentikan bau badan

Berikut ini tips untuk menghentikan bau badan jika deodoran yang biasa Anda pakai tidak berfungsi lagi.

1. Periksa produk

Jika itu deodoran, pertimbangkan untuk beralih ke antiperspirant. Jika sudah antiperspirant, periksa labelnya, karena bisa memiliki kekuatan yang berbeda. Pilih yang mengandung tingkat aluminium klorida yang lebih tinggi, kata Dr. Fine.

2. Terapkan dengan benar

Usap antiperspiran di malam hari untuk mengeringkan kulit sebelum tidur.

"Antiperspiran akan bekerja lebih baik jika diaplikasikan pada malam hari. Produk ini bekerja selama 24 jam dan membutuhkan sedikit waktu untuk menjadi efektif," kata Dr. Fine.

3. Pertimbangkan faktor eksternal

Seperti yang disebutkan di atas, ada banyak alasan Anda banyak berkeringat. Mengatasi tingkat stres dan kecemasan Anda bukanlah solusi yang cepat, tetapi ini akan membuahkan hasil untuk kesehatan mental jangka panjang. Sedangkan jika disebabkan pengobatan atau merasa lesu danjuga berkeringat, temui dokter untuk mengatasi penyebab medis.

4. Kunjungi dermatologis

Jika Anda tidak yakin akan penyebabnya, temui dokter kulit yang dapat membantu Anda menemukan solusinya. Jika butuh bantuan ekstra, Fine merekomendasikan obat yang bernama Qbrexza, yaitu pembersih obat yang menghambat neurotransmiter yang mengaktifkan keringat.

"Ini sangat efektif untuk area ketiak," katanya.

3 dari 3 halaman

Infografis Pakai Tali Strap di Masker, Apa Risikonya?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.