Sukses

Cegah Lebih Banyak Mutasi, Eijkman: Vaksinasi COVID-19 Harus Cepat Diselesaikan

Masyarakat yang berkesempatan mendapatkan vaksinasi COVID-19 pun diimbau untuk tidak menunda atau menolak kesempatan tersebut

Liputan6.com, Jakarta Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Profesor Amin Soebandrio, mendorong percepatan vaksinasi COVID-19, demi mencegah semakin banyaknya mutasi dari virus corona penyebab penyakit tersebut.

"Terkait dengan munculnya mutasi ini, di dunia juga ada rekomendasi, sedapat mungkin vaksinasi ini diselesaikan lebih cepat sebelum virusnya banyak bermutasi," kata Amin dalam sebuah diskusi virtual Jumat lalu lalu, ditulis Senin (15/3/2021).

"Jadi sebelum musuh ini berubah bentuk, ganti baju, dan sebagainya, sistem kekebalan kita harus segera dibentuk," kata Amin seperti dikutip dari siaran di Youtube BNPB Indonesia.

Maka dari itu, Amin pun meminta agar masyarakat yang bisa mendapatkan vaksinasi COVID-19, untuk mengambil kesempatan tersebut dan tidak menundanya.

"Tidak usah menolak-nolak lagi, vaksinasi-lah," kata Amin.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jangan Lengah Meski Sudah Divaksin

Amin mengingatkan, vaksinasi tidak serta merta menghentikan pandemi COVID-19. Menurutnya, setelah divaksin, seseorang tidak serta merta 100 persen kebal dari virus corona.

"Munculnya varian-varian ini justru yang memperkuat kita, mendorong, bahwa setelah vaksinasi pun tetap harus pakai masker," ujarnya.

Dia menjelaskan, masih ada kemungkinan orang yang sudah divaksin masih bisa terinfeksi COVID-19.

"Mungkin salah satu sebabnya adalah virusnya berbeda. Tetap virus Corona tetapi dia punya sifat beda, sehingga antibodi yang dibentuk tidak cukup melindungi, walaupun barangkali kasusnya lebih ringan, atau tidak menyebabkan penularan ke orang lain," kata Amin.

Amin mengatakan, para peneliti mengkhawatirkan adanya dampak beberapa varian virus Corona baru terhadap antibodi yang dihasilkan vaksin COVID-19.

"Tetapi sekali lagi, ini sudah dicoba oleh beberapa vaksin besar, ini belum secara signifikan (mempengaruhi). Jadi vaksin-vaksin yang sekarang sudah beredar, itu dianggap masih efektif untuk varian ini."

3 dari 3 halaman

Infografis Benarkah Sudah Divaksin Masih Bisa Kena Covid-19?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.