Sukses

WHO Berikan Izin Darurat untuk Vaksin COVID-19 Dosis Tunggal Johnson and Johnson

WHO juga mengatakan bahwa vaksin COVID-19 Johnson and Johnson akan disalurkan melalui skema COVAX

Liputan6.com, Jakarta - World Health Organization (WHO) secara resmi memasukkan vaksin COVID-19 dosis tunggal yang dikembangkan Johnson and Johnson (Janssen/J&J), ke dalam daftar vaksin yang dapat digunakan secara darurat di semua negara.

Selain itu, WHO juga mengungkapkan bahwa vaksin virus corona Ad26.COV2.S tersebut, juga akan diluncurkan melalui COVAX.

"WHO memberikan daftar penggunaan darurat untuk vaksin COVID-19 Johnson and Johnson, membuatnya menjadi vaksin keempat yang menerima persetujuan WHO," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO pada Jumat pekan ini.

Melansir laman resmi WHO pada Minggu (14/3/2021), Tedros mengatakan bahwa setiap alat yang baru, aman, dan efektif dalam melawan COVID-19, merupakan satu langkah lebih dekat untuk mengendalikan pandemi.

Namun, Tedros mengingatkan bahwa harapan yang ditawarkan oleh alat itu, dalam hal ini adalah vaksin, tidak akan terwujud kecuali telah tersedia di semua negara.

"Saya mendesak pemerintah dan perusahaan memenuhi komitmen mereka dan menggunakan semua solusi yang mereka punya, untuk meningkatkan produksi sehingga alat ini benar-benar menjadi barang publik global, tersedia dan terjangkau untuk semua, dan solusi bersama untuk krisis global," ujarnya.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

COVAX Pesan 500 Juta Dosis

Vaksin COVID-19 Johnson and Johnson merupakan vaksin corona dosis tunggal pertama yang dimasukkan ke dalam daftar WHO. Data dari uji klinis besar yang dilaporkan pengembang juga menunjukkan vaksin ini efektif pada populasi yang lebih tua.

Dalam rangka percepatan pencatatan vaksin, WHO dan tim penilai dari semua wilayah juga didasari hasil peninjauan data dari European Medicines Agency (EMA), evaluasi kualitas, serta keamanan dan efikasi, yang difokuskan pada negara berpenghasilan rendah dan menengah.

WHO juga mempertimbangkan kesesuaian persyaratan seperti rantai dingin penyimpanan dan manajemen risiko yang diterapkan di negara-negara.

Tedros mengatakan, COVAX juga telah memesan 500 juta dosis vaksin COVID-19 J&J dan siap untuk mengirimkannya. Pekan depan, WHO akan mengadakan pertemuan dengan Strategic Advisory Group on Immunization Experts, untuk merumuskan rekomendasi penggunaan vaksin tersebut.

Sebelumnya, WHO telah memasukkan vaksin COVID-19 Pfizer/BioNTech, AstraZeneca-SK Bio dan Serum Institute of India, ke dalam Emergency Use Listing.

3 dari 3 halaman

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.