Sukses

Aprilia Manganang Sering Jadi Korban Bully, Psikolog Minta Pahami Hipospadia

Aprilia Manganang sering jadi korban bully, psikolog minta masyarakat pahami hipospadia.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan pevoli andalan Indonesia Aprilia Manganang yang kini sudah jelas berjenis kelamin laki-laki rupanya sering jadi korban perundungan (bullying). Sosok kelahiran Tahuna, Sulawesi Utara pada 27 April 1992 dinyatakan dirinya berjenis kelamin perempuan tatkala lahir.

Seiring berjalannya waktu, Manganang yang merupakan Sersan menyadari dirinya 'berbeda'. Hingga akhirnya, pemeriksaan medis yang difasilitasi TNI AD menyatakan, ia mengalami hipospadia--kondisi lubang kencing (uretra) di bagian bawah penis.

Perundungan yang dialami Aprilia Manganang disampaikan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa.

"Pengakuan Manganang, dia sering lah jadi objek bully-an, mungkin dari dia kecil sampai SMA. SMA pun mungkin sampai sekarang pun ada. Apa yang dilihat langsung ditanyakan, sehingga membuat Sersan Manganang cenderung menjauh," kata Jenderal Andika di Mabes AD, Jalan Veteran, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (9/3/2021).

"Tidak seperti kita yang normal bergaul segala macam, tapi dia lebih membatasi."

Menilik perundungan terhadap Aprilia Manganang, psikolog klinis Kasandra Putranto meminta masyarakat pahami hipospadia.

"Sudah dipertegas oleh Pak Andika bahwa kasus Aprilia bukan kasus transgender sederhana, melainkan ada hipospadia. Oleh karena itu, masyarakat perlu mencari tahu dan memahami benar artinya," ujar Kasandra kepada Health Liputan6.com melalui pesan singkat, Rabu (10/3/2021).

 

Simak Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

TNI Dukung Perubahan Nama Aprilia Manganang

Kasandra Putranto melanjutkan, masyarakat perlu mencermati apa yang dialami Aprilia Manganang. Bukan langsung memberikan komentar atau tanggapan negatif yang mengarah bullying terhadap permasalahan gender yang dialami Manganang.

"Pada dasarnya diperlukan etika pemberitaan media yang sesuai dengan porsi informasi yang akan disampaikan kepada publik. Masalahnya, di media sosial yang memungkinkan siapapun memasang konten dan memberikan komen, tanpa memiliki pengetahuan yang cukup," lanjutnya.

"Masyarakat juga perlu memahami bahwa bullying termasuk kekerasan dan mengandung sanksi pidana."

Sementara itu, TNI akan terus membantu Serda Aprilia Manganang menjalani proses administrasi perubahan status jenis kelamin dari perempuan menjadi laki-laki.

"Direktur Hukum Angkatan Darat Brigjen Tetty Melina Lubis sudah siapkan dokumen untuk kita membantu Sersan Manganang untuk mendapat apa yang diinginkan. Kita penuhi semua surat yang ada di UU 23/2006 tentang administrasi kependudukan," tutur Jenderal TNI Andika Perkasa.

Andika berharap Pengadilan Negeri Tondano dapat mengabulkan permohonan perubahan nama dan jenis kelamin mantan atlet voli tersebut. Termasuk perubahan status jenis kelamin sesuai Pasal 56 dari UU 23/2006.

"Nanti namanya akan dipilih oleh Sersan Manganang dan orangtuanya," katanya.

3 dari 4 halaman

Aprilia Manganang Bukan Transgender

Jendral TNI Andika Perkasa kembali menegaskan, Aprilia Manganang bukan seorang transgender. Ia tidak menjalani operasi pergantian alat kelamin, tapi dilahirkan dalam kondisi laki-laki yang memiliki kelainan reproduksi hipospadia.

"Seperti yang Saya katakan tadi, operasi ini corrective surgery, jadi tidak ada pergantian kelamin. Manganang adalah laki-laki. Tidak ada pergantian secara fisik yang mungkin tadinya dari organ-organ kelamin wanita menjadi pria itu tidak ada," tandasnya.

Hipospadia terjadi ketika perkembangan saluran lubang kemih dan kulit penis terganggu sewaktu di dalam kandungan. Kondisi yang sering ditemukan adalah lubang penis terletak pada bagian bawah penis, penis yang menekuk ke arah bawah, dan kulit penis yang berlebihan di bagian atas penis.

Jika hipospadia pada anak laki-laki tidak tidak ditangani lebih awal, maka mungkin harus duduk saat buang air kecil, dikutip WeBMD. Ketika beranjak dewasa, mereka yang mengidap hipospadia akan mengalami masalah memiliki anak karena sulit mengarahkan sperma mereka ke dalam vagina.

4 dari 4 halaman

Infografis Hati-Hati, Ini 5 Gejala Batuk Akibat Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.