Sukses

FDA AS Beri Izin Penggunaan Darurat Vaksin COVID-19 Johnson and Johnson

Vaksin COVID-19 Johnson and Johnson menjadi vaksin corona ketiga yang disetujui oleh FDA

Liputan6.com, Jakarta - Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat memberikan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA), untuk vaksin COVID-19 Johnson and Johnson, bagi warga berusia 18 tahun ke atas.

Ini berarti, vaksin COVID-19 yang dikembangkan perusahaan farmasi Janssen tersebut, menjadi vaksin virus corona ketiga yang sah digunakan di Amerika Serikat.

"Otorisasi vaksin ini memperluas ketersediaan vaksin, metode pencegahan medis terbaik untuk COVID-19, untuk membantu kita dalam memerangi pandemi ini, yang telah merenggut lebih dari setengah juta nyawa di Amerika Serikat," kata Pelaksana Tugas Komisaris FDA Janet Woodcock.

Mengutip laman resmi FDA pada Minggu (28/2/2021), mereka menetapkan bahwa vaksin COVID-19 Janssen telah memenuhi kriteria untuk penerbitan EUA.

Selain itu, data yang tersedia membuktikan jelas bahwa vaksin tersebut kemungkinan efektif dalam mencegah virus corona. Selain itu, data menunjukkan bahwa manfaat vaksin yang diketahui lebih besar daripada potensi risikonya.

"Dalam membuat keputusan ini, FDA dapat meyakinkan masyarakat dan komunitas medis bahwa mereka telah melakukan evaluasi menyeluruh atas keamanan yang tersedia, efektivitas dan informasi kualitas manufaktur," tulisnya.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Efek Samping

Vaksin COVID-19 Janssen merupakan vaksin corona yang diberikan dalam satu kali penyuntikan. Berbeda dengan vaksin untuk melawan virus corona pada umumnya.

Uji keamanan dilakukan pada 43.783 orang di Afrika Selatan, negara-negara tertentu di Amerika Selatan, Meksiko, dan AS, dengan 21.895 penerima vaksin dan 21.888 menerima plasebo, lalu dipantau sekitar delapan pekan usai vaksinasi.

Hasilnya, efek samping yang banyak dilaporkan adalah nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, kelelahan, nyeri otot, dan mual. Sebagian besar efek samping ini ringan hingga sedang, dan berlangsung 1 sampai 2 hari.

 

3 dari 4 halaman

Dinyatakan Aman dan Efektif

Sementara, uji efektivitas dilakukan pada 39.321 peserta dalam studi acak yang masih berlangsung di Afrika Selatan, negara-negara tertentu di Amerika Selatan, Meksiko, dan AS. 19.630 orang menerima vaksin dan 19.691 menerima plasebo.

Secara keseluruhan, vaksin tersebut sekitar 67 persen efektif mencegah COVID-19 sedang hingga parah, setidaknya 14 hari usai vaksinasi, serta 66 persen efektif mencegah gejala sedang hingga parah setidaknya 28 hari usai vaksinasi.

Selain itu, vaksin tersebut sekitar 77 persen efektif mencegah COVID-19 parah yang terjadi setidaknya 14 hari setelah vaksinasi dan 85 persen efektif dalam mencegah COVID-19 parah yang terjadi setidaknya 28 hari setelah vaksinasi.

Belum diketahui seberapa lama vaksin ini akan melindungi seseorang dari penularan virus corona dari orang ke orang.

"Setelah analisis data menyeluruh, ilmuwan dan dokter FDA telah menentukan bahwa vaksin tersebut memenuhi harapan FDA untuk keamanan dan efektivitas yang sesuai untuk otorisasi vaksin untuk penggunaan darurat," kata Peter Marks, direktur Center for Biologics Evaluation and Research FDA.

"Dengan otorisasi hari ini, kita menambah vaksin lain di kotak peralatan medis untuk melawan virus ini," pungkasnya.

4 dari 4 halaman

Infografis 3 Cara Vaksin Covid-19 Picu Kekebalan Tubuh

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.