Sukses

Gangguan Penglihatan Bisa Terjadi pada Anak, Yuk Bunda Kenali Gejalanya!

Karena dapat mengganggu proses tumbuh kembang dan masa depannya, maka orang tua perlu mengetahui gejala gangguan penglihatan pada anak.

Liputan6.com, Jakarta Gangguan penglihatan bisa dialami siapa saja. Tidak hanya orang dewasa dan mereka yang sudah berusia senja, tapi juga anak-anak. Jika orang dewasa bisa mengungkapkan keluhannya, lain cerita dengan anak-anak usia bayi dan balita yang mungkin tidak dapat mengatakan langsung ketika ada masalah. 

Karena dapat mengganggu proses tumbuh kembang dan masa depannya, maka orang tua perlu mengetahui gejala dan tanda dari gangguan penglihatan pada anak. Terlebih lagi anak-anak usia balita sudah akrab dengan gadget dan paparan sinar biru dari layar. Berikut beberapa tanda-tanda gangguan penglihatan pada anak seperti dikutip dari klikdokter;

1. Mata Juling

Kondisi mata juling terjadi ketika mata melihat ke arah yang berbeda. Satu mata dapat melihat lurus ke depan dan yang lainnya dapat melihat ke dalam, luar, atas, atau bawah. Gejala ini dapat terjadi terus-menerus atau hilang timbul, serta bisa muncul saat lahir atau setelahnya.

2. Mata Malas atau Ambliopia

Mata malas terjadi ketika kerja otot mata dengan otak tidak bekerja sama dengan baik sehingga menyebabkan penglihatan anak menurun. Apabila tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat mengakibatkan kebutaan.

Ambliopia dapat disebabkan oleh mata juling, begitu pun sebaliknya. Oleh karena itu, perhatikan kesejajaran mata anak. Jika mendapati kondisi mata anak tidak sejajar, segera lakukan pemeriksaan ke dokter spesialis mata.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

3. Pupil mata berwarna putih

Tanda ini muncul ketika pupil anak berwarna putih terkena cahaya pada sudut tertentu. Pupil mata yang berwarna putih merupakan salah satu gejala dari retinoblastoma atau kanker retina mata. 

Retina adalah lapisan di bagian dalam mata bagian belakang yang berfungsi menerima cahaya dan gambar untuk penglihatan. Retinoblastoma biasanya menyerang anak di bawah usia 5 tahun, dengan kasus baru terbanyak di antara masa bayi hingga usia 2 tahun.

4. Penglihatan Buram

Ditandai dengan si anak kesulitan melihat benda jauh atau benda dekat, duduk terlalu dekat dengan televisi, atau mendekatkan buku ke mata.

Bila tanda dan gejala ini teramati pada anak-anak, mungkin terdapat masalah refraktif atau bias pada mata yang biasa dikenal sebagai mata minus (miopia), plus (hiperopia), atau silindris (astigmatisme).

Masalah mata ini disebabkan karena bentuk mata tidak bisa membiaskan cahaya dengan benar sehingga menjadi buram. Biasanya, yang paling sering terjadi pada anak-anak adalah mata minus atau tidak bisa melihat jauh.

5. Pembengkakan kecil pada kelopak mata

Pembengkakan ini disebabkan oleh tersumbatnya kelenjar pada kelopak mata bagian atas atau bawah. Biasa dikenal juga dengan nama bintitan. Selain pembengkakan kecil dan kemerahan pada kelopak mata, terkadang ada cairan kuning yang keluar. Bintitan sendiri bisa muncul pada satu atau dua mata, dan bisa muncul lebih dari satu buah bintitan. 

 

3 dari 3 halaman

6. Mata Berair atau Epifora

Epifora dapat terjadi bila saluran air mata yang menghubungkan mata dengan hidung tersumbat. Pada banyak kasus, tersumbatnya saluran air mata ini membaik dengan sendirinya. Namun, apabila tidak membaik dalam waktu kurang dari 12 bulan atau terjadi infeksi berulang, perlu dilakukan prosedur operasi kecil.

Tersumbatnya saluran air mata bukan satu-satunya penyebab mata berair, jadi periksakanlah mata anak ke dokter spesialis mata.

Di samping 6 hal di atas, cara Bunda mendeteksi gangguan penglihatan pada anak lainnya, yakni perhatikan apabila anak menyipitkan matanya, tidak dapat menilai jarak dengan benar untuk mengambil benda, menutup sebelah mata untuk dapat melihat lebih baik, mengalami pusing, dan mata yang bergerak ke dalam atau ke luar.

Bila terdapat gejala seperti yang telah disebutkan, jangan tunda-tunda untuk memeriksakan mata anak ke dokter spesialis mata agar mendapatkan penanganan yang tepat. Salah satunya, Bunda bisa gunakan layanan Live Chat 24 jam yang tersedia di aplikasi KlikDokter.

Selain pemeriksaan rutin, Bunda juga perlu memastikan asupan nutrisi yang baik bagi anak. Sediakan makanan yang kaya akan vitamin A, C, E, dan asam lemak omega-3 yang baik untuk mata. Contohnya makanan yang mengandung aneka jenis ikan laut, telur, buah, sayuran serta kacang-kacangan. 

Jika dirasa konsumsi makanan kurang, Bunda juga bisa memberikan suplemen yang mengandung multivitamin untuk kesehatan mata. Seperti multivitamin khusus mata yang diproduksi oleh perusahaan farmasi yang mengusung tagline “Spirit To Level Up. Setelah asupan nutrisi dianggap cukup, jangan lupa untuk membatasi anak menggunakan gadget dan mengajaknya beraktivitas di luar rumah dengan aman.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini