Sukses

Peluang Reinfeksi Ada, Penyintas COVID-19 Pantang Kendor Jalankan Protokol Kesehatan

Penyintas COVID-19 masih bisa terinfeksi virus SARS-CoV-2. Jangan lengah jalankan 3M.

Liputan6.com, Jakarta Data di berbagai negara termasuk Indonesia menunjukkan kasus reinfeksi COVID-19 bisa terjadi. Penyebab reinfeksi menurut data ilmiah yang diterbitkan Hongkong Medical Journal 2020 terjadi karena beberapa kemungkinan.

"Pertama, virus masih bersarang di dalam tubuh. Atau terjadi kontaminasi silang dari strain virus lain. Ketiga adanya hasil positif palsu dan keempat metode pengambilan yang salah," kata Koordinator Tim Pakar Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito.

Melihat adanya fakta di atas Wiku meminta penyintas COVID-19 tidak lengah dalam menjalankan protokol kesehatan."Tidak menjadikan alasan bagi penyintas COVID-19 untuk melupakan kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan karena peluang reinfeksi COVID-19 ada," kata Wiku.

Bila penyintas COVID-19 mampu disiplin dan konsisten dalam menjalankan protokol kesehatan maka risiko terpapar kembali virus SARS-CoV-2 lebih rendah. "Hal ini bergantung pada upaya kita."

 

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Virus Corona Masih Baru, Ilmuwan Masih Kaji Studi

Pada prinsipnya, infeksi yang terjadi pada setiap orang itu menimbulkan efektivitas yang berbeda-beda. "Baik dalam kadar dan jangka waktu perlindungannya," kata Wiku.

Terlebih pada SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 merupakan virus baru, sehingga peneliti masih belum tahu mengenai berapa lama efek usai terinfeksi SARS-CoV-2.

"Terkait imunitas sesudah terpapar ini menjadi tanda tanya bagi ilmuwan. Hasil studi tentang hal ini masih amat dinamis," katanya.

Dalam kesempatan ini Wiku juga menekankan agar masyarakat berupaya meningkatkan imunitas tubuh. Saat imunitas baik, risiko sakit karena COVID-19 lebih rendah.

Ketika sebuah benda asing, mikroorganisme, virus atau bakteri masuk ke dalam tubuh, badan ini memiliki mekanisme pertahanan yakni imunitas tubuh untuk menghancurkan benda tersebut agar tidak membahayakan tubuh.

"Seperti saat virus SARS-CoV-2 masuk, maka sistem imun tubuh akan menghancurkan virus tersebut. Hal ini akan terjadi bila imunitas tubuh optimal. Bila tidak jadi lebih mudah sakit," terangnya.

Selama masa infeksi, tubuh merespons dengan menghasilkan sel darah puth salah satunya sel B yang memproduksi antibodi. Kehadiran antibodi ini menimbulkan kekebalan di kemudian hari bila terpapar benda asing. Namun, sekali lagi, virus Corona masih baru sehingga belum diketahui seberapa lama kekebalan tercipta.

3 dari 3 halaman

Infografis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.