Sukses

Limbah Medis COVID-19 Jadi Polemik, Apa yang Perlu Dilakukan?

Limbah medis COVID-19 seperti masker dan hazmat menjadi polemik mengingat butuh waktu hingga ratusan tahun untuk terurai.

Liputan6.com, Jakarta Limbah medis COVID-19 seperti masker dan hazmat menjadi polemik mengingat butuh waktu hingga ratusan tahun untuk terurai.

Menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), jumlah sampah alat pelindung diri (APD) di Cilincing dan Marunda, Jakarta, meningkat 5 persen setelah pandemi tapi beratnya menurun 25 persen.

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI, Dr. Eng. Agus Haryono menyampaikan bahwa LIPI juga mulai menemukan sampah APD di kawasan muara dengan jumlah sekitar 15-16 persen dari sampah yang ada Cilincing dan Marunda tadi yakni sekitar 0,13 ton.

“Ini merupakan konsen kita, baru di Cilincing dan Marunda, tentu di tempat lain kasus-kasus seperti ini bisa kita temukan dan perlu ada sinergi dari kita semua untuk bisa mengatasi masalah ini,” ujar Agus dalam webinar LIPI, Selasa (16/2/2021).

Selain itu, LIPI juga menemukan kasus pembuangan sampah APD yang tidak memenuhi prosedur. Misal, alat rapid test yang dibuang di pinggir jalan, sampah APD dari hotel isolasi dibuang ke kota lain, limbah dari rumah sakit dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).”

“Dan kasus-kasus seperti ini akan semakin banyak ditemui kalau sinergi kita tidak segera dijalankan untuk mengatasi permasalahan seperti ini,” katanya.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Apa yang Perlu Dilakukan?

Dalam mengatasi masalah ini, Agus menyarankan untuk segera melakukan diskusi agar menemukan solusi. Diskusi tidak hanya dilakukan oleh LIPI secara internal, tapi juga oleh para pemangku kepentingan lain.

Misal, Kementerian Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, narasumber, dan pihak lainnya. Diskusi bukan hal yang sulit, menurut Agus, mengingat diskusi dapat dilakukan secara daring dari kediaman masing-masing.

“Kita bersama-sama mencari permasalahan. alternatif solusinya, dan eksekusi bersama masyarakat.”

Selain diskusi, peran hubungan masyarakat (Humas) dan media pun sangat dibutuhkan, lanjutnya. Media dan Humas dinilai dapat menghilirisasi berbagai penelitian LIPI dan program pemerintah agar sampai ke masyarakat dengan baik.

“Karena masyarakat akan lebih memilih baca berita di media ketimbang di jurnal penelitiannya langsung,” tutupnya.

 

 

3 dari 3 halaman

Infografis 3 Keajaiban Cuci Tangan Saat Pandemi COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.