Sukses

Vaksinasi COVID-19 Lansia, Menkes Budi: Tak Ada Pendampingan Khusus Selama Sehat

Vaksinasi COVID-19 untuk lansia, Menkes Budi sampaikan tak ada pendampingan khusus selama yang bersangkutan sehat.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, tak ada pendampingan khusus dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19 untuk lansia--terutama di atas usia 60 tahun--selama individu yang bersangkutan sehat.

"Selama lansia yang bersangkutan masih sehat, tidak perlu ada pendampingan khusus. Kalau tidak bisa jalan, ya perlu ada yang bawakan tongkat atau kursi rodanya," kata Budi saat temu media pada Minggu, 7 Februari 2021.

Para lansia yang akan divaksin COVID-19 juga tidak ada skrining khusus. Ketentuan skrining sama dengan kelompok usia lain.

Namun, skrining akan lebih rinci karena lansia kerap memiliki risiko penyakit diabetes dan komorbid (paru-paru, jantung, hipertensi).

"Seharusnya dia tahu, kalau punya komorbid dan diabetes. Nanti bisa dikasih tahu langsung ke dokternya (vaksinator) di meja 2 (lokasi vaksinasi)," lanjut Budi Gunadi.

 

 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tidak Ada Efek Samping Serius Vaksinasi COVID-19 Lansia

Budi Gunadi menambahkan, tidak ada efek samping serius terhadap vaksinasi COVID-19 lansia.

"Sama saja (dengan kelompok usia lain, seperti tenaga kesehatan). Tidak ada efek samping serius yang ditimbulkan," tambahnya.

Untuk vaksinasi COVID-19 lansia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terus berkomunikasi untuk segera mendapatkan kematangan data yang cukup hingga kategori lansia 60 tahun ke atas diberikan izin.

Dari data yang telah diserahkan, vaksin COVID-19 Sinovac yang diujicoba di Brasil pada usia 60 tahun mencapai subjek yang cukup.

Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan, hasil uji klinik fase 1 dan 2 di Tiongkok melibatkan 400 lansia. Vaksin Sinovac bernama Coronavac diberikan dengan 2 dosis berjarak 28 hari.

Hasilnya, imunogenisitas (respons kekebalan tubuh) baik. "Bahkan kadar antibodi hingga pada dosis kedua mencapai 97,96 persen," kata Penny saat Konferensi Pers Penjelasan Kepala Badan POM terkait Penggunaan Vaksin CoronaVac untuk Lansia, Minggu (7/2/2021).

Sementara itu, uji klinik di Brasil melibatkan 600 lansia berusia 59-70 tahun. Pemberian vaksin COVID-19 tidak memiliki efek samping serius.

"Efek samping vaksin COVID-19 yang terjadi cenderung ringan, misal nyeri lengan, mual, bengkak dan kemerahan pada kulit," jelas Penny.

3 dari 3 halaman

Infografis 7 Tahap Daftar Vaksinasi Covid-19 via Ponsel untuk Tenaga Kesehatan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.