Sukses

Bisakah Vaksin COVID-19 Cegah Pneumonia karena Virus Corona?

Salah satu gejala sedang hingga kritis dari COVID-19 adalah pneumonia. Bisakah vaksin virus corona mencegah hal itu?

Liputan6.com, Jakarta Manfaat adanya vaksin COVID-19 adalah untuk mencegah seseorang tertular atau apabila dirinya terkena virus corona, maka ia tidak mengalami gejala parah dari penyakit tersebut.

Salah satu gejala COVID-19 ketika sudah mencapai derajat sedang, berat, hingga kritis adalah pneumonia. Namun, belum diketahui secara jelas apakah vaksin corona yang ada saat ini juga dapat mencegah terjadinya kondisi itu apabila seseorang terinfeksi virus corona.

"Kita tahu vaksin yang ada saat ini, itu uji klinis yang dilakukan belum secara rinci sampai ke arah apakah bisa mencegah pneumonia," kata Agus Dwi Susanto, Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI RS Persahabatan.

"Yang ada adalah untuk membuktikan efektivitas dengan diberikan vaksin, apakah seseorang memiliki imunitas terhadap infeksi SARS-CoV-2," ujarnya dalam sebuah diskusi virtual dari Graha BNPB, Kamis (21/1/2021) lalu.

Sehingga, belum bisa diketahui apakah vaksin COVID-19 yang ada dapat mencegah terjadinya pneumonia pada pasien. Riset yang ada sejauh ini baru dilakukan untuk menilai imunitas yang dapat muncul setelah vaksinasi.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Vaksin Lain Bisa Cegah Pneumonia COVID-19?

Agus menjelaskan, vaksin pneumonia lain seperti yang digunakan untuk mencegah bakteri pneumococcus, juga tidak bisa digunakan untuk mencegah virus SARS-CoV-2.

"Vaksin itu kan fungsinya spesifik, dia hanya untuk mencegah infeksi terhadap virus, bakteri, atau mikroorganisme tertentu," kata Agus.

Sehingga, meski seseorang telah disuntik vaksin pneumococcus, ia tetap berisiko mengalami pneumonia dari COVID-19 apabila terinfeksi virus corona.

"Dari bakteri pun banyak, bakteri kan variannya banyak," kata Agus. "Artinya kalau seseorang divaksin pneumococcus, dia juga bisa terinfeksi pneumonia oleh bakteri varian yang lain. Jadi dia tidak bersifat general."

Maka dari itu, Agus pun menekankan bahwa yang terpenting saat ini adalah mencegah diri untuk tidak tertular COVID-19 dengan menerapkan protokol kesehatan: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.

3 dari 3 halaman

Infografis 17 Kondisi Orang Tak Bisa Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.