Sukses

Nasib Venezuela di Tengah Pandemi COVID-19, Bangkrut dan Gagal Gabung COVAX

Venezuela dapat memeroleh vaksin Corona dengan cara lain meskipun tidak terdaftar di COVAX

Liputan6.com, Caracas - Pendaftaran ke fasilitas COVAX telah ditutup untuk Venezuela pada Selasa, 19 Januari 2021. Negara di Amerika Selatan tersebut batal bergabung karena kekurangan uang, sehingga tidak mampu melakukan pembayaran yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam program tersebut.

Direktur Kesehatan Pan American Health Organisation (PAHO)---sebuah badan regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)---Ciro Ugarte, mengatakan, lockdown telah memerparah krisis ekonomi di Venezuela, sehingga negara tersebut kesulitan untuk membayar.

"Waktu untuk dapat bergabung dengan mekanisme COVAX telah berlalu," ujar Ugarte dikutip dari situs Channel News Asia pada Rabu, 20 Januari 2021.

COVAX merupakan program yang dirancang oleh WHO dan aliansi vaksin GAVI untuk menyatukan upaya negara-negara anggotanya, dan menjamin kesetaraan akses secara global terhadap vaksin Corona, sehingga nantinya tidak hanya negara kaya, tapi negara berpenghasilan rendah pun bisa mendapat vaksin COVID-19.

Vaksin yang diterima COVAX didanai negara donor, pemberi pinjaman multilateral seperti Bank Dunia, dan badan amal swasta. COVAX telah mendapatkan kesepakatan untuk dua miliar dosis vaksin Corona yang akan digunakan tahun ini.

 

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kata Bank Dunia

Pengacara Bank Sentral Venezuela, mengatakan, negara tersebut tidak dapat melakukan pembayaran karena sanksi yang diberikan Amerika Serikat (AS) telah membuat dana mereka dibekukan di rekening bank asing.

Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, pada awal Januari memang mengajukan proposal untuk membeli vaksin COVID-19 dengan alat tukar aset yang selama ini dibekukan karena sanksi.

Namun, negara-negara Uni Eropa dan AS dilaporkan telah menolak permintaan pemerintah Venezuela untuk mencairkan asetnya tersebut.

Menteri Kesehatan Venezuela, Carlos, menyalahkan AS dan sekutunya atas 'blokade' yang diberlakukan pada dananya, yang katanya berjumlah lebih dari US$30 miliar.

"Saat ini, kami tidak dalam posisi untuk menggunakannya bahkan untuk akses ke vaksin seperti yang kami minta dalam banyak kesempatan," ujar Alvarado.

 

3 dari 3 halaman

Sanksi Terhadap Venezuela

Washington pada 2019 memang memberikan sanksi terhadap Venezuela yang menyebabkan ratusan juta dana Venezuela dibekukan di rekening bank di Amerika Serikat dan Inggris.

Meski tidak terdaftar di COVAX, Venezuela dapat memeroleh vaksin Corona dengan cara lain. Presiden Maduro, mengatakan, negaranya akan menerima 10 juta dosis vaksin Sputnik V dari Rusia.

Namun, kampanye vaksinasi COVID-19 di Venezuela diragukan oleh banyak pihak, mengingat krisis ekonomi dan layanan kesehatan yang buruk di negara tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.